Prolog

1.2K 46 8
                                    

Happy reading 🥳🥳

Dunia ini terasa berhenti, ketika aku harus menerima kenyataan pahit, bahwa pria yang selama ini aku kagumi dan aku cintai telah membunuh ayahku di depan mataku sendiri, tak kusangka peristiwa yang hanya berlangsung selama dua puluh menit itu benar benar telah mengubah segalanya.

Hanya ayah satu satunya keluarga yang kumiliki dan sekarang aku harus menerima kenyataan pahit bahwa aku telah kehilangan seorang ayah yang selalu ada disisiku, membesarkanku, selalu menyemangatiku, dan yang selalu mendengar kekhawatiranku

"Brengsek! Apa yang kau lakukan keparat!!" Teriak Vanya merasa tak terima saat pria yang berada di hadapannya saat ini menembak tepat di dada dan perut sang ayah

"Hanya menjalankan tugasku" jawab pria itu enteng

"Kembalikan ayahku brengsek!!" Maki Vanya dengan urat leher yang jelas terlihat

"Dia sudah mati, tidakkah kau melihatnya" jawab pria itu tanpa rasa bersalah

"Apa salah ayahku hingga kau tega membunuhnya seperti ini!!!" Teriak Vanya, ia benar benar tak sanggup jika harus hidup tanpa sosok ayah di sampingnya

"Hutang" jawab Aaron singkat

"Berapa!! Akan kubayar semuanya!!" Teriak Vanya murka

"Hutang itu bahkan lebih mahal di bandingkan tubuhmu nona" seru Aaron dengan seringaian tajamnya

"Dasar psycopath gilaa!!!" Maki Vanya

"Well, that's me"

"Aku membencimu!! Aku benar benar membencimu" teriak Vanya berapi api

"Aku tidak peduli" jawab Aaron dingin

"Kau!.. kau bersikap seolah tak bersalah! Padahal kau baru membunuh ayahku! Kau membunuh ayahku brengsek!! Kau membunuhnya!! Dasar pria gila!!" Maki Vanya dengan suara intonasi yang tinggi

"I love that curse" jawab Aaron santai dengan pistol yang masih berada di genggamannya

"Tega sekali kau membunuh ayahku hanya karena hutang! Tak bisakah kau memberi kami sedikit waktu lagi untuk melunasinya?" Teriak Vanya dengan air mata yang terus bercucuran

"Kami bahkan sudah memberi waktu selama 12 bulan, dan pria tua itu sama sekali tak membayar bahkan seperserpun, dia hanya menghabiskan uangnya untuk membayar para jalang jalang di club' malam" jawab seorang pria berkulit putih yang sejak tadi berdiri di belakang Aaron 'asisten pribadi Aaron'

'oh tuhan, kenapa ayah tak memberi tahukan aku tentang utang ini, setidaknya aku akan membantu' batin Vanya sembari memeluk tubuh sang ayah yang sudah tak bernyawa

"Lalu bagaimana dengan hutang mereka tuan?" Tanya sang asisten

Aaron Terdiam beberapa saat sembari memerhatikan Vanya yang menangis sembari memangku kepala sang ayah yang di penuhi oleh banyak darah

"Apa?? Setelah kalian membunuh ayahku kalian masih menanyakan hutang itu?! Apa kalian gila?!" Teriak Vanya merasa tak terima

"Membunuh ayahmu tak cukup untuk melunasi hutang hutang itu nona" jawab Aaron dengan senyuman smirk miliknya

SIGMA MALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang