what if he wakes up

217 7 0
                                    

"selamat siang tuan brighton" sapa Alfred sembari berjabat tangan

"Selamat siang" jawab brighton

"Silahkan duduk" Alfred terlihat mempersilahkan

"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya brighton cepat, ia tak suka berbelit Belit

"Hahaha, kau memang sangat to the poin" ujar Alfred dengan tawa menggemanya

"Langsung ke intinya Saja, waktu saya sudah habis" ujar Brighton dingin

"Begini, apa kau tertarik dengan kerja sama yang dulu kau tawarkan?" Tanya Alfred dengan senyum liciknya

"Kerja sama?"

"Yah, kerja sama yang dulu kau minta, kalau kupikir pikir bisa di pertimbangkan, selagi menguntungkan kedua pihak, kenapa tidak, benarkan?" Tanya Alfred dengan senyuman miring khas miliknya

"Apa yang kau mau?" Tanya brighton langsung, tak biasanya Alfred seperti ini

"Aku suka yang seperti ini, langsung tanpa basa basi" ledek Alfred

"Tinggal katakan"

"Pernikahan, nikahkan Aaron dan elena" ucap Alfred sembari meminum kopi dengan gayanya yang angkuh

"Putraku tidak mencintai putrimu Alfred" jawab brighton dingin

"Oh C'mone, kau masih percaya hal seperti itu? Mereka akan segera menikah, cinta akan timbul setelahnya" jawab Alfred enteng "lagipula apa yang lebih penting dari perusahaan?" Tanya Alfred dengan senyum mengejek
"Bagaimana?" Tanya Alfred kembali

"Hanya itu?"

"Ha..ha..ha..ha" tawa Alfred seketika kembali menggema di restauran mahal tersebut

________

Di dalam sebuah ruangan, Vanya terlihat tengah terduduk di samping brankar milik Aaron yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan tidak sadarkan diri, Vanya terlihat sedang mengusap usap tangan Aaron dengan handuk basah, terlihat Vanya sedang membersihkan tubuh Aaron

"Sadarlah tuan, dua Minggu lagi saya akan wisuda. Nyonya bilang jika ia dan tuan brighton akan datang di acara wisuda saya" ucap Vanya sembari mengingat ucapan Caroline bahwa ia berjanji akan datang di acara wisuda Vanya

Vanya merasa sangat bersyukur sebab Caroline dan Brighton begitu menyayanginya, walau Vanya sudah banyak menuduh Aaron sebagai penjahat

"dan saya berharap tuan aaron juga akan ikut hadir disana. saya juga mau meminta maaf tuan, selama ini saya mengira tuan adalah orang yang jahat , namun ternyata saya salah.. betapa bodohnya saya" ucap Vanya sembari terus mengusap lengan Aaron dengan handuk basah, kini ia berpindah mengusap wajah Aaron, Vanya mencoba lebih mendekat dengan duduk di atas kasur tepat di samping tubuh Aaron

"Kau terlihat sedikit kurus tuan, cepatlah sadar, dengan begitu aku akan membuatkan makanan yang banyak agar kau bisa makan dengan banyak" ucap Vanya lagi

Tessss...

Tiba tiba air mata Vanya jatuh saat sedang membersihkan wajah Aaron

Cklekk

Suara pintu ruangan kamar Aaron berbunyi dari arah belakang tubuh Vanya, membuat gadis itu segera berbalik dengan terkejut, mencoba memastikan siapa yang sudah membuka pintu ruangan itu

"Apa yang kau lakukan?" Alfan bertanya sembari berdiri di ambang pintu

"saya hanya---"

"Hanya apa? Apa kau pikir dengan begitu kau bisa membuat tuan aaron sadar kembali?" Alfan membentak Vanya, merasa kesal dengan Vanya yang tiada hentinya menangis, Alfan rasa semua itu tak ada gunanya, toh semua ini sudah terjadi

SIGMA MALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang