Flashback on
"Kau Vanya bukan?" Brighton bertanya saat menyadari keberadaan Vanya yang sedari tadi berada tak jauh dari mereka
"I-iya tuan" jawab Vanya cepat
"Kapan kau akan lulus kuliah?" Tanya brighton
"Dua Minggu lagi tuan" jawab Vanya dengan mencoba tersenyum
"Itu tandanya 14 hari lagi?" Brighton kembali bertanya sembari berjalan mendekati Vanya
"I-iya tuan"
"Kau senang bukan? Bisa berkuliah dengan di tanggung oleh istriku?" Brighton bertanya setelah tiba tepat di hadapan Vanya
"Senang tuan, terimakasih banyak atas semua kebaikan kalian, saya janji akan membalasnya nanti" ujar Vanya sembari menunduk takut, Vanya tak berani menatap kedua netral tajam itu
"Nanti? Itu terlalu lama, bagaimana jika kau membalasnya setelah hari kelulusanmu?"
Seketika pandangan Vanya yang semula tertunduk kini menatap kedua mata paruh baya yang kini sedang berdiri di hadapannya
"T-tapi saya belum bisa tuan, saya masih harus mencari kerja-"
"No, no, no.. bukan dengan uang" ujar Brighton cepat
"Lalu dengan apa tuan?" Vanya kembali bertanya
"Mendekatlah, akan kuberi tahu"
"Awhh!" Vanya meringis saat Brighton dengan kasar menarik lengannya untuk lebih mendekat dan mulai berbisik
"Setelah hari kelulusanmu, saya minta kamu pergi dari sini"
"Y-ya tuan?" Vanya terlihat terkejut mendengar ucapan Brighton
"Perlu saya ulang? Setelah hari kelulusanmu saya minta kamu pergi dari sini, pergi jauh dari negara ini, saya tidak ingin karena kamu pernikahan anak saya dan elena hancur" Brighton kembali berucap, membuat dada Vanya seakan sesak
"T--tapi saya harus kemana tuan, saya tidak punya tempat tujuan--"
"Italia, disana saya akan mengirimu" jawab brighton cepat, pria paruh baya tersebut berbicara sembari menatap ke samping, terlihat tak ingin menatap Vanya
"Y--ya? I--itali? Itu sangat jauh tuan, bagaimana saya harus hidup di san--"
"Disana ada Daddymu yang sedang menunggumu"
Kedua netral Vanya seketika membola, tak percaya dengan ucapan tuan brighton saat ini
"J-jadi Daddy selama ini berada di Italia?--"
"Tidak, selama ini dia berada di New Zealand tepatnya di kota Hamilton tempat dimana putra saya menyembunyikan daddymu, namun aku menyuruhnya untuk berangkat ke Italia untuk menunggumu disana, karena bagaimanapun Aaron akan dengan mudah menemukan kalian jika kalian masih berada di area new Zeland, jadi pergilah kesana, tapi dengan syarat jangan pernah kembali lagi ke hadapan kami terutama aaron"
Vanya dibuat terkejut, jadi selama ini daddynya berada di New Zealand? Vanya merasa bimbang.. tak tahu harus senang atau sedih. Disisi lain Vanya merasa senang akhirnya bisa bertemu sang Daddy, namun disisi lain juga Vanya merasa berat meninggalkan Aaron yang masih dalam keadaan koma seperti saat ini, entah kenapa Vanya merasa sangat berat untuk pergi. Vanya merasa masih banyak utang yang tak bisa Vanya balas kepada Aaron
"Kau harus menerima syarat ini bukan? Kau tak ada alasan lagi untuk tetap tinggal disini, rumahmu sudah tak ada, dan tempat dimana kau bekerja sudah tidak akan menerimamu lagi, kau ingin tahu alasannya? Alasannya mudah. Karena saya yang menyuruh mereka untuk tidak menerimamu lagi untuk tetap bekerja disana, bukan hanya itu tapi semua tempat yang bisa kau lamar untuk bekerja tak akan menerimamu karena aku yang melarang mereka" ucap brighton angkuh
KAMU SEDANG MEMBACA
SIGMA MALE
Misterio / SuspensoDunia ini terasa berhenti, ketika aku harus siap menerima kenyataan pahit, bahwa pria yang selama ini aku kagumi dan aku cintai telah membunuh ayahku di depan mataku sendiri, tak kusangka peristiwa yang hanya berlangsung selama dua puluh menit itu b...