Aaron's regrerts

237 14 1
                                    

Aaron pov
       ~~

"Kau perlu di hukum!" Ucap Aaron sembari terus mencambuki punggung Vanya

"T--tuan" panggil Vanya lemah

Mendengar suara parau itu seketika pergerakan Aaron terhenti, Aaron seakan sadar dengan apa yang baru ia lakukan kepada Vanya

'ada apa denganku? Kenapa aku seperti ini??!!' batin Aaron. Saat ini aaron merasa sangat menyesal
'Brengsek kau Aaron! Apa yang baru saja kau lakukan' batin Aaron memaki diri sendiri

"Maafkan- aku-- t--tuan" ucap Vanya sembari berusaha untuk bangun dari posisinya yang terbaring di lantai

"Hukumanmu selesai" ucap Aaron dingin, lalu berlalu meninggalkan Vanya begitu saja.

'dasar bodoh! Apa yang kau lakukan Aaron? Seharusnya kau meminta maaf' maki Aaron saat berhasil menutup pintu kamarnya

Tidak, ini sudah salah. Seharusnya aku tidak sekasar itu kepada Vanya, bagaimana jika Vanya akan pergi darinya lagi?, Bagaimana jika trauma Vanya kembali dan dengan begitu akan membuat Vanya kembali berpikir untuk kabur darinya lagi? Tidak!!!.  Aaron tentu tak mau itu terjadi

"Aku harus meminta maaf" ucap Aaron lalu segera keluar dari kamar

Cklekkk

Aaron berhasil membuka pintu kamar, tapi ia tak melihat Vanya sama sekali, bukankah gadis itu tadi berada di sini? Pikir Aaron saat tidak melihat keberadaan Vanya, Aaron mencoba mencari sekeliling, mencari dimana keberadaan gadis itu namun suara debuman kuat dan teriakan para pelayan membuat Aaron terdiam membeku

Brakkkk!!!

"VANYAAAA!!!!"

"VANYAAA!!!"

Katakanlah jika ini bukan nyata, katakanlah apa yang ia lihat sekarang hanyalah sebuah mimpi. Jantung Aaron berdetak begitu cepat saat melihat Vanya terjatuh dari tangga hingga tergeletak tidak sadarkan diri.

Nafas Aaron seakan terhenti, rasa sesak kini menggerogoti dada Aaron, jantung Aaron seakan diremas kuat saat melihat Vanya jatuh hingga tak sadarkan diri.
rasa penyesalan itu kian meningkat, Aaron sangat menyesali perbuatannya. Aaron sangat sangat sangat menyesal. Ini semua karenanya, ini semua karena ulah dirinya

Aaron tertegun menyesali perbuatannya yang tidak bisa menahan emosi, karena dirinya Vanya jadi seperti ini

Ingin rasanya Aaron berlari dan menghampiri Vanya, memeluk kuat tubuh itu, dan menolongnya. Namun Aaron mengurungkan niatnya

'Tidak ini semua karena salahku. Aku tidak patut ada disisi Vanya, aku tak pantas berada di dekat gadis itu' batin Aaron

Aaron merasa tak pantas berada di dekat Vanya, Vanya selalu dalam bahaya jika bersamanya.  Namun tak bisa menempik bahwa Aaron sangat khawatir melihat kondisi Vanya di bawah sana. Siapa yang akan membawa gadis itu ke rumah sakit?

Melihat kedatangan Alfan sang asisten membuat Aaron merasa sedikit legah, setidaknya ada Alfan disana. Aaron yakin Alfan akan membawa Vanya kerumah sakit

Saat melihat Vanya di tangani oleh Alfan Aaron merasa sedikit tenang, setelah kepergian Alfan dan Vanya Aaron langsung masuk kedalam kamar.

Brakkk

Prangg!!!

"Brengsekkkkk!!!!" Maki Aaron sembari memukul kaca, hingga membuat kaca tersebut pecah dan meninggalkan luka yang cukup dalam di tangan Aaron

Aaron marah kepada dirinya sendiri, Aaron membenci dirinya.

Aaron dengan burtal mengobark Abrik seluruh isi kamarnya, Aaron membanting semua benda yang berada di dalam kamar

SIGMA MALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang