Elena

427 20 1
                                    

Happy reading🥳🥳
🥀🥀🥀🥀

Keesokan paginya masih di dalam mobil, Aaron terbangun dengan perlahan, menyadari posisinya yang sangat intim dengan Vanya yang berada di pangkuannya membuat Aaron menarik nafas panjang..

Ujian di pagi hari. Pikir Aaron

Melihat Vanya yang tertidur di pangkuannya dengan tidak memakai pakaian seperti ini tentu membuat Aaron menjadi kembali panas, walau pengaruh dari obat itu sudah tidak berpengaruh lagi

Tak ingin membangunkan Vanya dari tidurnya Aaron malah kembali mengeratkan pelukannya pada gadis itu

"Hmmmh" Vanya terbangun dengan mengerang ketika merasakan lilitan kuat di tubuhnya, Vanya bergerak gelisah sebab merasakan silaunya matahari yang menembus jendela mobil, membuat sedikit pergerakan di bawah sana,.

Aaron memejamkan mata menahan untuk tidak menerkam  Vanya  saat ini

"Morning" sapa Aaron dengan suara beratnya sembari menatap dalam wajah Vanya

Menyadari posisinya sekarang membuat kedua mata Vanya membulat sempurna. Menyadari tubuhnya yang tak memakai pakaian sehelai benang pun membuat Vanya dengan cepat kembali memeluk tubuh Aaron rapat, ia sangat malu jika Aaron sampai melihat tubuhnya

"Mmhh,, jangan bergerak Vanya" erang Aaron tertahan, ia tak tahan merasakan gesekan dibawah sana

"A--aku malu" cicit Vanya sembari terus mengeratkan pelukannya, ia takut Aaron melihat tubuhnya

"Kau malu?" Ejek Aaron yang mendapat anggukan kecil dari Vanya

"Tak perlu malu, aku bahkan sudah melihat semuanya" ucap Aaron menggoda Vanya

"Huaahhh!! Jangan berkata seperti itu" rengek Vanya sembari terus bergerak gelisah merasa malu

"Uhmhh Vanya stop" Aaron mengeraskan rahangnya dan segera memegang kedua pinggang Vanya, mencoba menahan pergerakan Vanya yang berada di pangkuannya

"Berhentilah mengejekku seperti itu" Vanya berbicara sembari memasukan wajahnya ke ceruk leher Aaron

"Menjauhlah sedikit, aku masih ingin melihat tubuhmu" Aaron tak ada henti hentinya menggoda Vanya

Merasa kesal dengan Aaron Vanya langsung menggigit kuat bahu Aaron, membuat Aaron meringis kesakitan

"Akhh!!!" Aaron berteriak saat merasakan Vanya menggigit kuat bahunya

"Stop!!" Vanya dengan cepat menutup mulut Aaron, merasa kesal sebab Aaron terus menerus mengejeknya

"Baiklah" ucap Aaron sembari menurunkan tangan Vanya
"Kenakan pakaianmu" pinta Aaron, membuat Vanya menunduk sembari memainkan jemarinya gugup

"Pakaianku robek semua" ucap Vanya malu setelah melirik di kursi belakang, dimana pakaian Vanya tergeletak

Mendengar itu membuat Aaron segera mengambil jas kantornya yang tergeletak di kursi penumpang sebelah

"Kenakan ini" ucap Aaron sembari memakaikan jas tersebut ke tubuh Vanya

"B--biar aku yang mengancingnya sendiri" Vanya segera mengambil alih mengancing bajunya, takut Aaron menatap tubuhnya

"Hanya jas?" Tanya Vanya

"Lalu apa lagi?" Bingung Aaron

"Ce--celana? Jika aku hanya memakai jas ini otomatis--ughh" Vanya tak dapat melanjutkan ucapannya

"Tak ada celana Vanya, hanya ada celanaku. Kau mau memakainya?" Ancang aaron sembari bersiap ingin membuka celananya

"Tidakk!!!" Dengan cepat Vanya menahan kedua tangan Aaron
.
.
.
.
.

SIGMA MALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang