love this little girl

272 13 2
                                    

🔞🔞🔞

Di dalam mobil Vanya tengah di buat pening dan cemas dengan keadaan Aaron saat ini, terlihat Aaron tengah menahan gejolak panas yang berada di dalam tubuhnya, keringat terus menerus mengucur membasahi tubuhnya, Aaron sudah tak bisa berpikir jernih saat ini

Vanya Ingin turun dari mobil dan memintai pertolongan kepada orang orang, namun mengingat jalanan yang sepi disini membuat Vanya kesulitan untuk menemukan orang dan meminta pertolongan,  jalanan menuju mansion Aaron memang harus melewati hutan hutan.

"Tuan, sekarang apa yang harus kulakukan" ujar Vanya terisak, jujur ia sangat takut dengan situasi saat ini, ia khawatir melihat keadaan Aaron saat ini

"Vanyahh, tubuhkuh sangath panashh" ujar Aaron terus mengulangi ucapannya sejak tadi

"Apa yang harus kulakukan tuan" ucap Vanya takut, ia tak mau Aaron kenapa Napa karena dirinya

"Akuhh--" ucapan Aaron terhenti saat merasakan tangan Vanya yang menempel pada keningnya, Vanya berniat menyeka keringat yang terus keluar dari tubuh Aaron

"Ini semua salahku tuan, karena aku kau harus tersiksa seperti ini, maafkan aku tuan. Apa yang harus aku lakukan sekarang" tangis Vanya pecah sembari terus menyeka peluh di wajah Aaron

Pergerakan tangan Vanya terhenti saat Aaron menahan tangan itu, Membuat Vanya bingung

"Ada apa tuan?" Tanya Vanya

"Tanganmu terasa dingin, tidak. Kulitmu sangat dingin" ucap Aaron sembari terus memegang tangan Vanya

"Benarkah tuan? L- lalu aku harus apa?" Tanya Vanya bingung

'Tuan Aaron merasa kepanasan bukan? Dan ia berkata kulitku sangat dingin,lalu apa yang harus kulakukan agar tuan Aaron tidak merasa panas?' batin Vanya sembari berpikir keras

"Vanya, tolong bantu aku" ucap Aaron saat ini, sesak rasanya ketika melihat Vanya di hadapannya, membuat Aaron semakin sulit untuk berpikir jernih

"Aku akan membantumu tuan, apa yang harus aku lakukan--" ucapan vanya terhenti saat merasakan tubuhnya yang di angkat oleh Aaron

Brukk..

Dengan cepat Aaron memindahkan tubuh Vanya ke pangkuannya

"Tolong aku" ucap Aaron dengan nafas yang memburu dan keringat yang memenuhi tubuhnya

"Tuan, aku sulit bernapas" ujar Vanya sembari terus bergerak gelisah, saat ini tubuh Vanya terhimpit oleh setir mobil dan tubuh Aaron, membuat Vanya menjadi sulit bergerak

Brakk ..

Aaron segera memundurkan kursi mobil, membuat Vanya menjadi lebih leluasa sedikit

"Sekarang bagaimana?" Tanya Aaron, masih dengan nafasnya yang memburu

"Lebih baik" jawab Vanya gugup. Berada di posisi sedekat ini membuat Vanya malu

"Vanyahh" panggil Aaron, sembari meremas kuat pinggang Vanya.

"Awsh, a-- ada apa tuan" jawab Vanya meringis, pinggangnya terasa sakit saat di remas kuat oleh kedua tangan Aaron

"Bantuhh aku, aku kepanasan Vanya" ucap Aaron dengan nafas memburu

"Lalu aku harus apa" tanya Vanya bingung, ia tak tau harus melakukan apa dalam situasi seperti ini

"Take off your clothes" pinta Aaron yang tidak masuk akal
'lepas pakaianmu'

"Tidak!!" Jawab Vanya sembari menyilangkan kedua tangannya di tubuhnya "itu permintaan yang sangat konyol tuan" lanjut Vanya

"Lakukan sekarang atau aku yang akan melakukannya dengan paksa" ujar Aaron dengan rahang yang mengetat

"Tap--"

Srekkk

Aaron dengan lancang merobek baju Vanya, membuat Vanya berteriak dengan perlakuan Aaron yang liar seperti ini

Vanya menjadi sangat takut dan traumanya kembali lagi, membuat seluruh tubuh Vanya menjadi gemetar. Ia takut dengan Aaron yang sekarang, liar dan gila

"Tuan apa yang kau laku-- akhh" Aaron berteriak saat merasakan Aaron yang menggigit kuat kulitnya

"Tuan jangan seperti inihh!!" Cegah Vanya, namun percuma, Aaron seakan tuli dan tak mau mendengar.

Aaron terus menyesap kuat kulit Vanya dan menyisahkan tanda keunguan disana

"Tuan ini sangat sakit" ucap vanya meringis merasakan kulitnya yang terus di gigit dan di cecap oleh Aaron

Vanya mencoba menjauhkan dirinya pada Aaron, namun Aaron dengan kuat menahan kedua pinggang Vanya, dan menarik Vanya lebih dekat

"Vanyahh" panggil Aaron dengan terus melancarkan aksinya

Aaron menyesap kuat leher Vanya penuh nafsu. Aaron kehilangan kesadaran saat ini. Di tambah dengan melihat keadaan Vanya yang terlihat pasrah dan takut membuat Aaron menjadi semakin liar

"Tuanhh" desah Vanya dengan terus bergerak gelisah. Vanya merasakan sensasi aneh saat merasakan lidah Aaron yang menjalar di kulitnya

Mendengar desahan dari mulut Vanya membuat Aaron segera mengangkat pandangannya dan menatap kedua mata Vanya, disana terlihat Vanya sedang menangis, Vanya terlihat ketakutan melihat Aaron

"Kauhh, kauhh takut padaku?" Tanya Aaron dengan nafas yang memburu, anggukan kepala yang di dapat oleh Aaron

"Aku tersiksa vanyahh" ucap Aaron parau
Aaron berharap Vanya mau mengerti kondisinya

"Tapi jangan seperti ini tuan" jawab Vanya dengan terus menahan isakannya

Mendengar jawaban Vanya membuat Aaron bertambah pusing, ia harus memenuhi hasratnya. Gejolak yang ada di tubuhnya membuat Aaron sulit untuk menahannya

"Persetan dengan dirimu, aku seperti ini karena membantumu kau tahu?!" Bentak Aaron membuat Vanya yang berada di pangkuan Aaron saat ini gemetar. Vanya kembali merasa bersalah

"Hiks hiks... Maafkan aku tuan" ucap vanya sembari menunduk dalam

"Vanyahh" panggil Aaron, ia sangat gelisah melihat Vanya saat ini

Dengan cepat Aaron mengangkat dagu Vanya dan mendaratkan ciuman tepat di bibir Vanya. Kobaran amarah dari Aaron membuat Vanya ketakutan hingga tak bisa melawan, Vanya hanya bisa menangis dan menerima

Aaron meramas kuat kedua bahu Vanya dengan terus memperdalam ciuman itu, Aaron juga menarik kuat rambut Vanya agar semakin mendongakkan kepalanya

Ciuman itu semakin liar, tangan Aaron dengan gencar meramas apa yang ia sentuh, Aaron juga mulai memasukan tangannya kedalam celana Vanya, menyentuh semua tubuh Vanya, membuat Vanya terkejut dengan perlakuan tiba tiba itu

"Tuan hiks..." Tubuh Vanya terasa bergetar, dapat Aaron rasakan jika Vanya sangat takut saat ini

Srakkk... Srakkk... Sraakkk

Aaron dengan kasar menarik pakaian yang tersisa di tubuh Vanya dan ikut menanggalkan seluruh pakaiannya hingga Aaron pun ikut tidak memakai apa apa, lalu Aaron memeluk erat tubuh Vanya yang berada di pangkuannya

"Tuann--"

"Aku tak berbuat lebih vanyahh, hanya seperti ini" ucap Aaron lalu memeluk tubuh Vanya kuat, membuat Vanya sulit untuk bernafas

Aaron tahu Vanya takut kepadanya, dan Aaron tak mau hanya karena karena nafsu bejatnya akan membuat Vanya menjadi semakin takut dan menjauh padanya, Aaron tentu tak mau. Aaron mau Vanya merasakan nyaman bersamanya dan jatuh cinta kepadanya, ia hanya ingin itu.  Agar ia bisa melihat Vanya tertawa kepadanya seperti Vanya melemparkan tawanya kepada sahabatnya dan rayyan

"Maafkan aku" ucap Aaron lalu mengecup lembut kening Vanya

Aaron tak peduli dengan reaksi pada obat itu, Vanya jauh lebih penting dibandingkan segalanya. Dan Aaron akan mencoba menahan gejolak panas itu demi Vanya.

Ia mencintai gadis kecil ini

SIGMA MALETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang