Bab 27 Doppelganger

2.2K 581 118
                                    

Melewati situs cagar budaya Warung Boto, Kiko melaju mobilnya lurus dan berbelok setelah dua menit tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melewati situs cagar budaya Warung Boto, Kiko melaju mobilnya lurus dan berbelok setelah dua menit tepat. Ke barat, memasuki sebuah area kafe taman yang sepi. Jelas saja, itu menjelang Maghrib.

Kiko mematikan mobilnya dan turun perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiko mematikan mobilnya dan turun perlahan. Matanya menjelajah tempat yang sebenarnya tidak asing itu. Sepi dan hanya ada dua orang pengunjung yang berbincang di dekat meja bar. Langkah Kiko terhenti ketika dia hendak memasuki area kafe lebih dalam. Dia menoleh ke tempat parkir dan tidak menemukan mobil Kinanti di sana. Hanya ada mobilnya dan satu mobil VW kodok yang pastinya adalah milik pengunjung di sana.

Kiko menghampiri jejeran bangku tinggi dan duduk mengatur napasnya. Bayangan kejadian tadi terus berkelebat di kepala dan pelupuk matanya. Kiko menoleh ketika seorang pelayan kafe menyapa dan menanyakan pesanannya.

"Ditunggu di kafe langganan Mas Ilman..." Kiko mengulangi kembali kata-kata Kinanti dan menatap sekelilingnya. Kiko menunduk dan menatap jam di pergelangan tangannya. Definisi ditunggu menjadi menunggu yang menjengkelkan.

"Terima kasih, Mbak." Kiko mengangguk ke arah pelayan yang mengantarkan pesanannya. Segelas coklat dingin dengan krim di atasnya.

Kiko mulai menikmati pesanannya dan beberapa kali menoleh ketika ada pengunjung masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiko mulai menikmati pesanannya dan beberapa kali menoleh ketika ada pengunjung masuk. Dan hingga lima belas menit kemudian, sosok Kinanti tidak kunjung datang. Kiko menghela napas dan menatap gelas kosong di depannya. Dia beranjak dan menuju meja kasir dan membayar lalu keluar dari kafe tanpa menoleh lagi.

PINK IN MY BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang