Bab 66. Bukan Mencintai Tiba-tiba dan Memperjuangkan Selamanya

2K 570 111
                                    

"Ya Allah, Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah, Mas. Kenapa tidak pulang ke Bausasran saja sih? Malah ngajak ketemuan di sini. Sudah sore juga."

Kiko melayangkan pandangan ke sekelilingnya. Hamparan air yang menciptakan gelombang kecil di permukaannya karena tiupan angin yang cukup kencang. Kiko menegaskan pandangannya. Matahari sore memantul di atas permukaan air lengkap dengan lembayung berwarna oranye.

Embung Tambakboyo

"Ini healing namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini healing namanya."

Kiko menatap Ilman dan mengekor pria itu berjalan di tepian embung.

"Tapi tidak bisa mancing."

"Lain kali saja." Ilman terlihat menumpukan tangan di pagar pembatas embung dengan jalanan setapak. Di kejauhan kerumunan pejalan kaki tengah beristirahat sambil mengobrol.

"Direncanakan kalau apa-apa itu Mas."

"Belum tentu yang direncanakan itu berjalan seperti yang kita inginkan. Yang begini malah mengesankan."

"Huum..." Kiko mengangguk.

"Kenapa kamu tidak membalas pesan-pesan Ankaa? Juga tidak mengangkat teleponnya."

"Nanti kena roaming. Lagi pula perbedaan waktunya..."

"Dia bukan pemuda miskin yang harus memikirkan pulsa."

Kiko tertawa sumbang. "Kan Mas Ilman juga tidak setuju. Ini mungkin jawaban dari doa Mas Ilman."

"Aku tidak setuju bukan berarti aku mendoakan yang buruk-buruk. Kenapa? Kamu mau sudah begitu saja?"

Kiko mengendikkan bahu. "Tidak bisa saja berpikir kalau itu hanya sebuah tugas pendampingan. Apalagi setelah tahu kalau Ajeng itu keponakan Direktur Utama."

"Kamu belum percaya sama Ankaa sepenuhnya kalau begitu."

"Kan memang harus seperti itu. Jangan percaya sepenuhnya. Apalagi..."

Ilman menoleh ke arah Kiko. "Kenapa?"

"...apalagi Mas Ankaa bisa melakukan apapun. Dan berada di situasi seperti ini, membuat aku menumpuk dosa."

PINK IN MY BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang