Bab 53. Tawaran Melemahkan Jiwa

2K 570 131
                                    

"Kenapa jadi susah dihubungi, Mas? Heh?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa jadi susah dihubungi, Mas? Heh?"

Kiko mengekor Mas nya yang berjalan di sepanjang koridor menuju ruang IGD.

"Aku ada shift lebih. Bantu teman. Tanya Ankaa coba. Dia juga sering begitu."

"Iya aku tahu. Tapi apa tidak bisa menyempatkan diri pulang ke Bausasran?"

"Loh...nanti aku pulang kok begitu urusan sudah selesai."

"Mas menginap di rumah sakit?"

Kiko menatap Ilman yang mengangguk.

"Iya biar hemat waktu. Aku tidur di loteng." Ilman menunjuk sebuah arah membuat Kiko menghela napas panjang. Dia menunggu saat Mas nya berbicara dengan seorang perawat dan menanda tangani sesuatu. Kiko kembali mengekor Mas nya dan mereka berjalan menuju kafetaria. Dengan cekatan mereka mengambil makan siang dan duduk di dekat jendela.

 Dengan cekatan mereka mengambil makan siang dan duduk di dekat jendela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lama sekali kalau cuma menggantikan teman."

"Ini malah mau ke Blitar ada urusan."

"Heh? Bukannya di sini kekurangan tenaga medis?"

"Tidak lagi. Justru di pusat yang sedang darurat tenaga medis jadi Dokter Ankaa akan sedikit repot. Dia bahkan harus membatalkan cuti periodik nya. Tapi..."

Kiko mendongak tepat ketika Ilman menunjuk wajahnya dengan sendok.

"...kan ada kamu. Mas minta tolong jaga Bude sebentar."

Kiko tidak menjawab. Matanya menyipit menatap Mas nya dengan curiga.

"Tidak usah curiga seperti itu. Mas ini pengabdi masyarakat jadi wajar kalau waktunya dibagi-bagi. Ada kasus khusus di Blitar dimana pasiennya datang dari rumah sakit ini."

Kiko menghela napas pasrah dan bahunya luruh begitu saja. "Mas sudah bicara dengan Bude dan Pakde masalah status Mbak Kinanti?"

"Kamu ngeri tidak sih? Dia lebih tua dari Mas. Jauh."

Kiko mencebik lirih. "Bukan itu masalahnya sekarang."

"Mas sudah bicara dan kita memang tidak menginginkannya kan? Sejak awal. Ada status itu ataupun tidak. Jadi membicarakannya secara serius juga tidak akan membawa pengaruh apa-apa."

PINK IN MY BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang