"Jangan menyerempet bahaya lagi."
Kiko terpaku ketika Ankaa menjawab cepat dan menatapnya tajam membuat dirinya beringsut kecil. Dia yang baru saja mengusulkan agar bulik Mike bertemu dengan bulik Riris, menelan ludah kelu.
Kiko menatap punggung Ankaa yang berbalik meninggalkannya di teras kabin.
Kiko berjinjit dan menelengkan kepalanya menatap Ankaa yang berjalan di sepanjang koridor kabin dan menuruni tangga. Pemuda situ benar-benar tidak menoleh lagi ke arahnya. Bahu Kiko luruh dan dia menatap sekelilingnya. Betapa sejak pertama mereka memasuki tempat itu, Kiko seketika mengagumi bangunan kabin yang luas dengan pemandangan di sekeliling yang mempesona. Dari atas teras kabin itu, mereka bisa melihat tempat pentas teater alam di kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINK IN MY BLUE
Romance"Heh cewek sipit, medhok..." "Hisssh...jauh-jauh..." "Nama kok seperti es jeli." "Hiish...saya sumpahin Mas naksir!" "Aku? Naksir kamu?" "Iya." "Bilang R dulu yang benar baru nanti ditaksir. Hahaha..." "Mas Ankaa jeleeeeeek..."