25. A Family

201 37 10
                                        

Kata R

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kata R. A. Kartini, habis gelap terbitlah terang.

Namun bagi Changbin kebalikannya, habis terang terbitlah gelap. Setidaknya itu yang ia lakukan saat bertemu dengan seorang laki-laki berbadan besar di hadapannya ini setelah bersenang-senang.

Seorang Ayah yang meminta penjelasan tentang putranya yang pulang dengan keadaan teler, lantaran minum bukan budaya kita.

Budaya kita adalah mabuk Stella Jeruk di bus pariwisata setiap kita akan pergi study tour.

Changbin menepuk pipinya sendiri saat pikirannya sudah melalang buana, menyadarkan dirinya sekali lagi kalau saat ini ia sedang tidak berada di bus. Melainkan di rumah Felix.

Beberapa waktu lalu usai dipersilahkan masuk untuk mengantar Felix, ia pikir si 'Jenderal' itu akan membiarkannya pulang.

Ternyata ia ditahan, bahkan jam sudah menunjukkan pukul setengah satu dini hari.

"Saya kok gak pernah liat kamu." tanyanya seperti sedang berada di sesi interogasi.

"Saya kebetulan liburan di sini..."

"Oh ya? Nginep dimana?"

Suasana mulai sedikit cair, walaupun atmosfernya masih dingin, "Di rumah Lino, pak, eh, anu.. om.." aduh enaknya panggil apa ya, masa ayah?

"Anak itu balik kesini toh? Tumben." ia manggut-manggut, "Semenjak pindah bilangnya gak bakal kesini lagi."

Sadar akan nada bicaranya, akhirnya Ayah dua anak itu berdeham, "Jadi, kalian kenapa minum-minum? Mau sok jagoan? Iya? Heleh masih pada kecil-kecil."

Changbin terkesiap, "Enggak, om.. tadi cuma arak yang dikasih sama temennya Bang Christ. Terus karena kita semua nggak tahu, jadi terjadi kecelakaan kecil itu."

"Kecelakaan kecil?!" intonasinya meninggi, terkejut dengan kata kecelakaan karena ia memikirkan konotasi negatif dari kata itu.

"M-maksud saya kecelakaan kecil, gak sengaja minum." Changbin buru-buru memperbaiki keadaan, "Gak ada yang beneran minum kok,"

"Oh." ia manggut-manggut, "Ya gitu, minumnya kalo udah legal aja ya?"

Changbin bengong mendengar itu.

Tidak ada obrolan lain lagi, Changbin melirik jam dinding. Lalu melirik ke arah ayah Felix di sana. Posisinya lucu, ayah Changbin duduk di sofa sambil melipat kedua tangan sedangkan Changbin duduk di lantai kayak lagi dapet kelas militer.

"Misi, om, anu... Saya udah boleh pulang belum ya?" akhirnya ia memberanikan diri bertanya, toh ia ingin melihat keadaan Han yang tidak jauh berbeda dari Felix-yang si empunya saat ini sudah tergeletak di kasurnya tidur menyelami alam mimpi usai dimintai tolong oleh si Ayah untuk membawanya ke kamar.

"Nanti, nunggu Christ dulu."

Mendengar nada itu dan gelagat yang diberikan, semakin panik Changbin dibuat, dia mau diapain sih?

Palette [Changlix]Where stories live. Discover now