06. Color

709 167 38
                                    

Hari ini Felix berlari dari pinggir jalan, tepat setelah kendaraan umum mengantarnya pulang di desanya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hari ini Felix berlari dari pinggir jalan, tepat setelah kendaraan umum mengantarnya pulang di desanya. Ia berlari dengan cepat meninggalkan Hasnan dan Jean jauh di belakang.

Keduanya selalu berlomba siapa yang paling cepat sampai rumah masing-masing, tapi kebiasaan tersebut berubah. Karena tempat pemberhentiannya kali ini bukan di rumahnya sendiri, melainkan di tempat Changbin berada.

BRAK

Suara pintu rumah digeser kasar sehingga menghasilkan bunyi bantingan pintu, siapa lagi kalau bukan Lee Felix.

"Coba tebak siapa yang baru pulang dari sekolah, dan dapat nilai Matematika 65?!" seru Felix lantang lalu membuat pose tangan yang ia dekatkan dengan telinga.

Bangga lah, biasanya ia dapat 50 ke bawah. Kata Kak Christ hal sepele seperti ini harus diapresiasi! Jangan malah sedih!

Lama Felix menunggu balasan, ia telusuri ruang tamu di bawah. Tetapi tidak ada tanda-tanda Changbin di sana.

Felix khawatir, bagaimana jika Changbin tenggelam di kolam ikan yang bahkan kedalamannya hanya sebatas lututnya saja?!

Felix melempar tasnya asal, juga menaruh topi kesayangannya itu di lantai. Berjalan ke dapur, ruang makan, bahkan ruang tamu di lantai satu. Tidak ada orang sama sekali.

Mungkin di lantai dua?

Tepat saat ia akan menaiki tangga ke lantai dua, ia mendengarkan suara tawa.

Tawanya yang perlahan hanya kekehan menjadi suara tawa yang sangat keras, Felix takut.

"... Orang kota?"

Felix jalan pelan-pelan, rungunya semakin mendengar tawa tersebut.

"Kak Leo?" Felix membuka pintu kamar Changbin yang letaknya di sisi kiri setelah tangga, tidak ada di sana. Ia berjalan ke sisi kanan.

"Kak..?"

Lalu ia dapati tangan orang itu bergerak lihai, jari jemarinya yang melekuk serta menari di atas canvas menjadi pemandangan baru bagi Felix.

Belum lagi mimik serius si pemuda leo dengan manik tajamnya yang berfokus dengan warna-warna di sana, kadang ada smirk muncul di bibir mungilnya menghiasi wajah Changbin. Mengurangi kadar dingin yang menjadi sampul buku dari seorang Changbin yang merupakan tokoh utama bagi dirinya sendiri.

Felix agak terpukau.

Tapi imajinasi indahnya hancur saat dengan tidak tahu dirinya Changbin tertawa lebar, membuat Felix kesal.

"..... Orang gila.."

Bahkan saat kalimat itu terucap Changbin tidak menyadari keberadaan Felix yang duduk di depan pintu menatapnya yang sibuk melukis.

"Benar-benar orang gila.."

"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
Palette [Changlix]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora