Niat berlibur seorang Bahuraksa Wiradinata Timotius dengan putranya itu sepertinya harus hangus.
Hari ini Christ pergi dengan Senja, well, tidak masalah karena ia sudah sering diceritakan banyak tentang Senja oleh Christ dan sudah bertemu juga. Bahkan tadi Senja sudah menyempatkan diri untuk mampir ke rumah selama setengah jam untuk menyapa dan mengobrol. Setidaknya hari ini ia sudah habiskan waktu juga dengan Christ.
Biasanya kalau sudah begini, satu-satunya harapan bagi Ayah dua anak itu adalah dengan menghabiskan waktu dengan si paling kecil, atau yang biasa dipanggil adek.
Tapi yang ia dapatkan hanya cerita panjang tentang seseorang.
"Yang tadi pagi tuh ya, yah." mulutnya masih penuh dengan cemilan oleh-oleh darinya, "Pelukis!! Bisa gambar di dinding juga, keren gak tuh." Felix akan selalu menjadi Felix.
Kebiasaannya yang bercerita menggebu-gebu, matanya yang berbinar, dan caranya berkomunikasi dengan gestur selalu menjadi kebiasaan di luar kepala.
Yang berbeda hanya caranya menceritakan seseorang.
"Namanya Changbin, tapi dipanggil Leo juga! Aku manggil kak Leo sih... Soalnya dia berani, kayak singa,"
Pokoknya Wira sampai harus berulangkali mengorek telinganya karena lelah harus mendengarkan nama Leo berkali-kali.
"Hmmmm," ceritanya si Ayah ngambek.
Felix seketika menoleh, "Kok, Hmmmm, doang sih? Kayak Nisa Sabiyyan."
"Giliran kamu tuh, dek."
"Oh, iya." ia kembali pada kesadarannya dengan sebuah permainan di depannya, lantas mengocok dadu, kemudian berjalan ke arah kiri lima langkah. Ternyata menuju ke tangga, untuk naik ke finish, tanda ia sebagai pemenangnya, "Adek menang! Sesuai kesepakatan, adek mau main."
Felix sudah bergegas bangkit sebelum si Ayah memasang muka melas, "Ayah sendirian dong?"
"Ada Berry,"
"Yah, Berry mah gak bisa diajak main ular tangga tau dek." Bayangin aja Berry tiba-tiba main ular tangga? Mending gak usah jadi anjing aja kan.
Felix daritadi seliweran, sibuk sendiri.
"Deeeeek,"
"Iyaaaaa, Ayaaah." ia buru-buru bersiap dengan sandal jepitnya, "Lapor, Felix izin pergi main ke tempat kak Leo." ia membuat pose hormat.
"Laporan ditolak," ujar Wira dengan cepat.
"Siap diterima! kenapa ditolak?" kata Felix masih dengan roleplay sebagai anggota militer, sebuah kebiasaan yang dibangun dengan sang Ayah dan Kakak di rumah.
"Karena Ayah besok udah berangkat bertugas lagi, jadi hari ini mau main sama adek seharian. Kakak kamu itu udah pergi sendiri lho." Walaupun badan segede Hulk, Wira tetap seorang ayah yang diam-diam berhati Hello Kitty.
ESTÁS LEYENDO
Palette [Changlix]
Fanfic"You're my color and I'm your masterpiece." Perihal Changbin kepada lukisannya dan belajar menjadi diri sendiri melalui laki-laki yang ia temui bernama Felix. Genre: bxb, slice of life, fluff, comedy, romance, and drama.