"Hatchim!" seru Changbin dan Felix bersamaan.
Felix menggosok hidungnya kasar saat sibuk mengisi beberapa soal di buku, begitupula sosok yang duduk di dekat TV. Sibuk mengurus barang-barang buat besok pagi.
"Ck, bandel ya dibilangin." Lino meletakkan susu hangat untuk kedua orang yang terkapar karena hujan di luar.
"Hehe," Felix mengambil gelas tersebut, meniupnya pelan sebelum minum susu yang diberikan. Lino hanya menghela nafas kemudian duduk dan kembali sibuk mengusak surai Felix dengan handuk kecil.
"Tangan lo gimana?" Sedangkan Han sibuk bantu Changbin untuk besok.
"Oke." Changbin membuat 👌 dengan tangannya.
"Jangan lupa cari video gue mukul orang yang gue ceritain tadi."
"Gampang." Kali ini Han bawa handuk kecil juga untuk mengeringkan rambut Changbin, tapi dia segera terdiam.
Melihat Lino mengeringkan rambut Felix dan dia yang akan mengeringkan rambut Changbin.
Bentar, kok jadi kebalik?
"Han, cepet keringin rambut gu-"
PLAK
Han lempar handuk kecil itu di wajah Changbin kesal, lalu melipat tangannya di depan dada.
"... Nyali lo berapa berani lempar anduk ke gue kaya gini?" tanya Changbin kesal.
Han langsung takut tapi tetapi dia berusaha biasa aja. Ia berjalan mendekati Lino lalu menarik lengannya. "Kalian yang hujan-hujanan, kita yang repot! Lo bedua saling tanggung jawab!"
"Han-"
"Lo diem!" seru Han. Lino diseret ke lantai atas dengan Han.
"Jangan lupa yang gue suruh tadi!"
"BERISIK!" seru Han.
Lalu Changbin dan Felix saling pandang, masih mencerna suasana, malah tertawa sambil garuk tengkuk.
Felix berjalan mendekat Changbin yang masih sibuk sendiri dengan alat lukisnya.
"Hehehe, tanpa disuruh juga aku mau ngeringin rambut Kak Leo tapi keburu Han marah-marah."
"Kenapa?"
"Kan aku yang ngajak hujan-hujanan, mau tanggung jawab."
Felix duduk di samping Changbin, sibuk ngusakin kepala Changbin dengan handuk sambil menggumamkan nada-nada yang bahkan Changbin tidak tahu ini lagu apa.
"Kak Leo."
"Hmm."
"Leo keripik kentang asli.."
"Diem." Changbin masih buka-buka segel pylox tapi ini anak kecil di sampingnya mulai berisik.
"Kalo Leo Simba, Felix apa ya? Oh! Kucing!" Jawabnya antusias.
Changbin langsung menoleh ke samping, hidung mereka bersentuhan.
"Iya, lo kucing."
Hujan rasanya masih enggan berhenti, seperti Felix yang masih enggan menghentikan usakannya pada kepala Changbin.
"Iya bener, lo bisa gue terkam kapan aja." lanjut Changbin pelan. Setengah sadar mulutnya nyeletuk demikian.
Felix berkedip, berfikir Singa bisa nerkam.. kalo kucing lawan singa siapa yang menang? Dia sibuk berpikir cari jawaban.
"Oh!" serunya, Changbin sampai terkejut.
"Yaudah, aku bisa nyakar."
Wajah Changbin masih galak tepat di depan Felix, yang lebih kecil balas tatapan galak Changbin sambil menatap bibir mungil Leo.
YOU ARE READING
Palette [Changlix]
Fanfiction"You're my color and I'm your masterpiece." Perihal Changbin kepada lukisannya dan belajar menjadi diri sendiri melalui laki-laki yang ia temui bernama Felix. Genre: bxb, slice of life, fluff, comedy, romance, and drama.