Teriakan Changbin seketika terhenti bagai sebuah volume besar yang kemudian mengecil setelah mendapati apa yang sebenarnya dibalik rerumputan itu, demi Tuhan ia baru pertama kali mengalami hal seperti ini. Penuh kejutan.
Ada seseorang muncul dari semak-semak dengan satu hewan berbulu di tangannya.
Seseorang yang ia anggap seperti anak kecil tadi, yang ia temui saat menuju kesini.
Iya yang itu tuh, yang nyebelin tadi.
Tangan kecilnya yang kotor masih menggenggam tangan Changbin yang tadinya mau singkirkan rumput menjulang di hadapannya.
Menyadari situasi aneh ini, Changbin akhirnya menarik tangannya dari genggaman anak itu.
"Lo! Kok lo di sini sih?!" Tuding Changbin tepat di depan wajahnya.
Yang diomelin berkedip lucu, kemudian mendengus kasar.
"Aku dong yang harusnya nanya! Pake lo gue lo gue lagi, gak punya sopan santun ya?"
Changbin hanya melongo, berani-beraninya anak kecil ngomel kaya gini ke dia.
Suasana di halaman belakang rumah Lino gaduh, keributan itu bahkan mengundang atensi Christ yang sedari tadi masih sibuk membereskan dapur.
"Aku suruh berry gigit kamu biar tau rasa!" Ujarnya menyodorkan anjing kecil yang hanya menggonggong kecil di hadapannya.
"Gue gigit balik anjing lo!" Seru Changbin membela dirinya sendiri tidak mau kalah.
Christ menghampiri Changbin dan mendapati seseorang di sana mengangkat-angkat Berry kemudian mengarahkannya ke wajah si Changbin.
Christ berkacak pinggang lalu menggeleng, ada-ada aja ulah anak ini.
"Felix Bang!" seru Christ.
Kedua orang yang sibuk beradu mulut itu berhenti, anak kecil dengan anjing yang ternyata bernama Felix tadi menoleh. Menghentikan aksinya yang mendorong-dorong Berry ke arah badan Changbin, begitu pula Changbin yang sudah siap-siap mengantisipasi apabila Berry benar-benar menggigitnya.
Yang dipanggil mendongak menatap Christ yang sedang berdiri di depan pintu, sontak meringis takut karena seruan kepadanya. Raut wajah Christ yang awalnya terlihat marah melihat kelakuan adiknya tersebut seketika langsung melunak.
Usai ditegur, ia berlari mendekati Christ takut-takut sambil menggendong berry.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Christ mengambil beberapa dedaunan yang tertinggal di kepala dan juga topinya di sana agar tidak terlihat kotor dengan hati-hati.
Changbin memperhatikan interaksi keduanya, dari Christ yang membersihkan kepala anak itu sampai menanyakan pertanyaan klise...
"Kan aku kalo main emang di sini, Markas aku sama Jean."
Juga dari cara anak itu bicara kepada Christ.....
Chris menggelengkan kepalanya pusing, sampai kapan dia meladeni anak ini.
"Maafin adek gue ya bin, dia biasanya main di sini. Oh iya, tadi lo mau ngomong apa?" Tangan Christ masih membersihkan kepala Felix yang penuh dedaunan.
Oh, tuh kan... batin Changbin.
"Gak papa, oh... Gue tadi cuma nanya.. ini taman lo yang rawat juga?"
"Bukan, itu Felix. Adek gue yang suka tanam bunga di sini, sama temennya. Semenjak Lino kuliah di kota, dan keluarga Alveano jarang di sini.. Gue sama Felix inisiatif buat ngerawat tanaman di sini. Sayang kalau dibiarin, nanti takut mati." Chris mengusak topi adiknya.

ESTÁS LEYENDO
Palette [Changlix]
Fanfiction"You're my color and I'm your masterpiece." Perihal Changbin kepada lukisannya dan belajar menjadi diri sendiri melalui laki-laki yang ia temui bernama Felix. Genre: bxb, slice of life, fluff, comedy, romance, and drama.