Sena merapikan kemejanya, lantas mengikat dasinya. Berita di televisi menampilkan laporan yang terjadi hari ini di belahan dunia sana, bercampur aduk dengan panggilan di telpon pagi hari ini.
"Project mural di Rumah Sakit?" tanyanya. Jemarinya terhenti sementara saat simpul dasi akan selesai diikat, kemudian dilanjutkan sampai tuntas.
Pria berbadan tegap itu berjalan ke kitchen set di sebelah meja makan, tidak lupa ponselnya masih ia genggam saat akan meminum kopinya yang masih mengepul. Tanda bahwa bibi baru saja selesai menyajikan kopi; menggantikan yang biasa dibuat istrinya lantaran sang Istri masih di luar kota.
Rasanya berbeda namun Sena mulai terbiasa.
Di meja makan, seorang anak laki-laki sekitar enam belas tahun sedang mengunyah roti tawar dengan cepat. Membuat Sena terpaksa harus menghentikan panggilan sesaat.
"Ben, eat the breakfast slowly." Ujar Sena merasa teralihkan dari panggilan saat anaknya yang paling kecil itu mengalihkan perhatiannya.
"Gak bisa aku ada les pagi buat olimpiade." Kemudian ia menenggak susu yang ada di atas meja,"Duluan pa!" ia berlari keluar. Namun suara langkah kaki itu kembali masuk lagi, "Salamin kak Leo kalo adiknya kangen, tapi gak usah pulang biar PS-nya aku mainin!"
"Papa lagi gak nelpon kakak kamu." Ujarnya.
Ben seketika berdeham, "Emang pernah?" sindirnya.
Sena hanya menghela nafas dengan kelakuan anaknya yang paling bontot ini, "Papa nanti pulang malem."
"Roger that." Lantas Ben langsung pergi ke Sekolah.
Sena kembali ke panggilan sesaat setelah ia hiraukan, dari dalam ponsel itu suara tawa sopan terdengar di telinganya.
"Ketawa kamu."
"Maaf om, soalnya lucu."
Sena melihat jam tangannya yang menandakan ia harus segera berangkat, "Kalau gitu, makasih infonya. Put eyes on Changbin for me."
"Okay."
🎨
YOU ARE READING
Palette [Changlix]
Fanfiction"You're my color and I'm your masterpiece." Perihal Changbin kepada lukisannya dan belajar menjadi diri sendiri melalui laki-laki yang ia temui bernama Felix. Genre: bxb, slice of life, fluff, comedy, romance, and drama.