Chapter 21

5.6K 271 1
                                    

Jika berdebat dengan orang yang merasa pintar dan benar, maka diam adalah pilihan yang terbaik untuk dilakukan.

Sesungguhnya diam mu di hadapan orang bodoh, akan menambah kebijaksanaan mu, dan diam mu di hadapan ulama akan menambah ilmumu.

Bismillah...
❥Jangan lupa vote diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent reader!!!
❥⁠ Don't forget to reading Qur'an
.
.
.
Happy reading 🖤

21| Setor hafalan langsung

Kringgg kring

Suara alarm dari ponsel membangunkan dua insan yang masih terlelap itu. Gus ahnan pun segera mematikan alarm hpnya

"Ra, bangun yuk" Gus ahnan menepuk-nepuk pipi Kiara namun karena tak mendapat respon ia pun menjepit  hidung kiara dengan jarinya agar gadis itu terbangun "Bangun gak?"

"Phh nggak bis-sa napas tau" Kiara dengan berat membuka matanya. Ia benar-benar tidak bisa bernafas "Mau bunuh Kiara ya?"

Gus ahnan terkekeh pelan, mana mungkin ia melakukan itu, "Kamu sih. bangun, abang mau simak hafalan kamu dulu abis itu baru ke masjid buat sholat asar" Gus ahnan menarik-narik tangan kiara yang kembali merapatkan tubuhnya pada guling

"Ish iya-iya ini udah bangun" Dengan mata yang masih mengantuk Kiara segera berjalan ke arah kamar mandi.

Dugh

"Huwaaa... Ayah sakit"

Gus ahnan terkejut mendengar teriakan Kiara ia langsung memutar badannya menghampiri gadis itu "Tuh kan, makanya kalo jalan tuh buka mata!" Ia mengelus-elus kening Kiara yang memerah

"Huwaaa ayah....Abang marain kia" Kiara  mencebikkan bibirnya kesal.

Cup

"Nah udah sembuh sekarang sana wudhu!"

"Ck, dasar modus!" Kiara melayangkan tatapan sinis nya kepada gus ahnan yang tertawa melihat wajah kesalnya

Beberapa saat kemudian ia keluar dengan memakai jilbab segitiga bewarna biru yang sudah terpasang baik di kepalanya. Dilihatnya gus ahnan yang sudah duduk memangku qur'an ditangannya, laki-laki itu berada di atas sajadah juga sebuah rotan disampingnya. Kiara jadi takut, apakah ketika ia salah rotan itu akan di pukulkan kepadanya?

"Sini duduk! Ngapain bengong disana" Titahnya saat melihat sang istri yang masih mematung di depan pintu kamar mandi

Kiara mengangguk, mulai mendekat kearah suaminya itu lalu duduk didepan gus ahnan, ia meneguk salivanya susah payah saat gus ahnan mulai membuka mushafnya

"Sekarang ayo mulai!"

"Eumm dari surah an-naba kan ya?" Gus ahnan mengangguk

Kiara pun ikut mengangguk, mulai mengatur nafasnya

A'udzubillahi minasyaithonirrojim
Bismillahirrahmanirrahim

Amma yatasa aluun

Anin-

"Ulang ayat pertama. Kamu salah. itu 'ain-nya kurang jelas terus sa nya panj-"

"Oh oghe"

'Belum juga kelar ngomong' batin Gus ahnan sambil menggelengkan kepalanya

'amma yatasaaa aluun

Anin naba il azim

Tak

"Ya sukun. Panjangnya dua harakat" Jelasnya sambil mengangkat pandangannya kearah perempuan yang sekarang menatapnya takut

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang