Chapter 26

4.9K 269 0
                                    

Percayalah saat kamu mencintai Allah patah hati hanyalah mitos

Bismillah....
❥Jangan lupa vote diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent readers!!!
❥Don't forget to reading Qur'an today!
.
.
.
Mohon tandai typo ✍️
Happy reading 🖤

26|Pertengkaran hebat

Kiara berjalan keluar kamarnya dengan senyum yang dipaksakan ketika berpapasan dengan umi Halimah. Gadis itu mempercepat langkahnya menuju asrama.

"Assalamualaikum" Tanpa menunggu balasan, kiara langsung menuju ranjangnya, merebahkan dirinya dan segala kekacauannya di sana.

"Wa'alaikumussalam" Semuanya hanya melongo melihatnya, mereka saling menatap kemudian mengendikkan bahu.

Mereka pun satu persatu mulai berjalan mendekati Kiara

"Ki, kamu kenapa?" Tanya Riri memegang pundak Kiara yang menelengkupkan kepalanya di bantal.

"Nggak papa,"

"Biasanya kalo bilang nggak papa itu ada apa-apanya. Ayo cerita siapa tau kita bisa bantu masalah kamu"

Kiara tersenyum samar. Ia memunculkan kepalanya dari balik selimut. "Aku beneran nggak papa kok. Eh kalian ngapain manjat astaga?!"

Mereka semua meringis malu "Hehe maaf-maaf, tadinya kita panik liat kamu yang masuk-masuk langsung banting pintu" Kata Nayla

Kiara memutar bola matanya mencari alasan yang pas "Oh tadi itu aku buru-buru masuk soalnya eee aku ngantuk jadi cepet-cepet deh" Kiara menatap temannya berharap mereka percaya akan alasan konyolnya

"Oh gitu ya yaudah" Mia lalu turun dari ranjang Kiara diikuti oleh yang lainnya. Mereka pun melanjutkan aktivitasnya kembali. Meninggalkan Kiara yang sibuk berbaring di ranjangnya

"Udah ada persiapan belum buat ujian lusa?" tanya Mila

"Eh, Kita nanti belajar sama-sama ya?" kata Nayla meminta pendapat

"Hmm oh ya, Aku boleh tidur disini selama ujian?" Tanya Kiara menatap temannya

Meskipun sempat heran mereka hanya mengangguk "Boleh dong inikan asrama kamu juga. Apasih yang nggak buat Ning Kiara"

Kiara hanya tersenyum simpul menenggelamkan kepalanya kembali di bantal. Bayangan-bayangan foto gus ahnan selalu terbayang dipikirannya.

•••

Dihari Ahad pagi Kiara sedang sibuk berguling-guling di kasurnya karna hari ini tidak ada kegiatan. Semenjak kejadian kemarin Kiara belum juga kembali ke ndalem. Ia memutuskan untuk tidur di asrama saja. Dirinya ingin pulang tapi bayangan foto itu selalu menghantui dirinya yang membuatnya kecewa sehingga memutuskan untuk menetap di asrama

Menurutnya lari dari masalah bukanlah penyelesaian melainkan menundanya untuk selesai. Namun saat ini yang ia butuhkan hanya ketenangan saja sebelum nantinya ia menghadapi masalah itu

Kiara beranjak dari tempat tidurnya dan berinisiatif akan membereskan lemarinya yang sempat berantakan jika ia mengambil barangnya terburu-buru. Dengan perlahan Kiara turun dari ranjangnya lalu duduk didepan lemari

Ditempat lain gus ahnan merasa bingung dengan Kiara yang belum juga kembali ke ndalem usai sholat magrib

"Rara kemana sih, kok belum balik-balik" Gus ahnan memijat pelipisnya pusing.
Meskipun kemarin sempat cemburu kepada orang yang mengaku sebagai sahabat Kiara, itu tidak membuat dirinya tak merindukan istri kecilnya itu.

Gus ahnan pun sempat menertawai dirinya sendiri yang merasa bodoh telah merasa cemburu. Jika di pikir-pikir untuk apa ia cemburu kepada seseorang di masa lalu istrinya, sedangkan masa depan Kiara sendiri bersamanya?

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang