Chapter 8

6.6K 343 2
                                    

Betapa Aku Cemburu
Pada ia yang pandai menyembunyikan kebaikannya, dunia tak melihatnya namun surga merindukannya.
(Uwais al qarni)

Bismillah...
❥Jangan lupa vote dan komen diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent readers
❥ Don't forget to reading Qur'an today
.
.
.

❥Jangan lupa vote dan komen diawal bab biar nggak lupa! Jangan jadi silent readers ❥ Don't forget to reading Qur'an today

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08| Dihukum lagi

"Kalian berdua Ikut saya kekantor pesantren sekarang juga!"

Kiara memejamkan matanya sejenak untuk beristighfar menghilangkan gejolak amarah dalam hatinya setelahnya ia mengikuti ustadzah Sarah bersama maira disampingnya. Ekor Matanya melirik maira dengan sinis.

Setelah sampai di kantor, semua orang yang ada dalam kantor pesantren tersebut memusatkan perhatian mereka pada dua santriwati yang dibawa oleh ustdzah Sarah

Ustdzah Aina mendekat kearah mereka "Ini ada apa Ustdzah?" Tanyanya menatap berganti kearah Kiara dan maira

"Mereka berdua ini berkelahi ustdzah" Ustdzah Sarah melirik keduanya kesal. Namun tatapan begitu kesal jatuh pada Kiara, si santriwati baru yang sering berulah

Ustdzah Aina mengangguk paham "Na'am ustdzah, biar saya yang urus mereka."

Ustdzah Sarah membiarkan ustdzah Aina untuk mengambil alih menyelesaikan masalah ini, namun ia juga ikut hadir disana, ingin mengetahui permasalahan apa yang membuat keduanya sampai bertengkar

"Kalian berdua ikut saya" Kiara dan maira pun mengikuti ustdzah Aina. Duduk didepan ustdzah Aina yang terhalang meja

"Nama kamu?" Tanya ustdzah Aina sambil melirik kearah kiara yang statusnya adalah seorang santri baru

"Kiara Arasya Ustdzah"

"Ceritakan masalah apa yang telah kalian perbuat?"

"Awalnya saya sedang berjalan menuju kamar saya ustdzah, kemudian saya melihat maira dan teman-temannya duduk di depan asramanya, pada saat saya sedang berjalan dihadapan mereka dengan sengaja maira menjulurkan kakinya sehingga saya terjatuh"

"Benar begitu maira?" Ustdzah Aini mengalihkan atensinya menatap santriwatinya yang satunya yang tengah menunduk. Ia sedikit tidak percaya, Maira di kenal dengan siswa yang begitu berprestasi mengapa bisa melakukan hal semacam ini

"B-benar ustdzah"

"Tapi Kiara nampar pipi saya ustdzah" Sambungnya membela diri sambil memegang pipinya yang ditampar Kiara tadi

Kiara yang namanya tersebut langsung mendongak menatap ustadzah Aina juga maira bergantian

"Heh! Kalo kamu gak mancing saya juga gak akan nampar kamu!"

Ustdzah Aina angkat bicara "Apa maksudmu? Dan juga tidak semuanya harus diakhiri dengan kekerasan!"

"Loh saya cuman membela apa yang menurut saya benar ustdzah, dan saya juga tidak terima kalo saya dikatain caper sama gus ahnan, bahkan saya dikatain murahan. Siapa yang gak marah coba?!"

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang