Chapter 41

4.4K 268 3
                                    

Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram

Qs. Ar-rad:28

Bismillah...
❥Jangan lupa vote diawal bab biar nggak lupa!
❥Don't forget to reading Qur'an today
.
.
.
Happy reading 🖤

41| Mimpi?

Menangis. Hanya itu saja yang bisa lakukan gus ahnan saat ini, melihat seseorang yang dicintainya sudah berada jauh darinya.

Laki-laki itu perlahan mendekati tubuh istrinya kembali untuk memeluknya walau hanya sekejap untuk yang keterakhir kalinya.

"Hiks....Hiks Ra.."

"Jangan tinggalin Abang.."

"Nan! Ahnan, bangun!"

"Hiks... Hiks... Hikss.. tunggu Abang ra" Air matanya tak berhenti mengalir dari kedua matanya, mengapa Allah mengambil cintanya untuk saat ini. Tidak, menurutnya ini bukan waktu yang tepat.

"Ahnan bangun! Kamu kenapa?" Tanya umi Halimah menggoyakan pelan tubuh anaknya yang menjerit-jerit memanggil nama istrinya.

"KIARAA"

Nafasnya memburu dengan peluh yang sudah membasahi pelipisnya.
'Ya Allah ternyata cuman mimpi'

"Kamu kenapa nak, mimpi buruk?" Tanya umi Halimah sembari mengelus pelan pundak anaknya.

Gus ahnan mengangguk sebagai jawaban. Ia memejamkan matanya lalu beristigfar menenangkan degup jantungnya yang menggila. Mimpinya itu serasa nyata.

Seketika rasa panik menghampiri dirinya, hatinya digerogoti kepanikan untuk berpikir jernih pun rasanya sangat sulit untuk saat ini.

"Tapi Kiara baik-baik aja kan mi?" Gus ahnan memutar badannya menatap sang umi meminta jawaban

"Masih di tangani dokter"

Sempat memejamkan matanya mengucap hamdalah, ahnan. Pria itu mendengus pelan "Lama amat"

Cittt

Pintu berdecit tak lama dokter keluar dari ruangan Kiara, semuanya sontak berdiri menatap dokter tersebut lalu menghampirinya.

"Gimana keadaan istri saya dok dia baik-baik aja kan?" Tanyanya khawatir, oh ayolah keadaan ini sama persis dengan apa yang ia alami di mimpinya

Dokter bername-tag Aurin itu tersenyum "Alhamdulillah pasien sudah melewati masa kritis dan sedang dalam tahap pemulihan sebentar lagi Kiara akan sadar"

"Alhamdulillah ya allah" Reflek ahnan bersujud. Ia sangat bahagia akan kabar ini "Saya boleh nemuin kiaranya dok?"

"Boleh. Silahkan"

Ahnan tersenyum "Baik, terimakasih dok"

"Sama-sama permisi" Ucap dokter Aurin meninggalkan mereka semua

Berbalik menatap orang tuanya, ahnan meminta izin untuk masuk terlebih dahulu yang di balas anggukan oleh mereka.

Dengan senyum yang mengambang dibibirnya perlahan gus ahnan menarik handle pintu, lalu terlihatlah perempuan yang sedang terbaring di atas brangkar dengan beberapa alat medis yang melekat pada tubuhnya.

Laki-laki itu mendekat menggenggam tangan Kiara "Assalamualaikum sayang! Udah lama banget tidurnya, bangun dong"

"Abang takut banget kalo sampai kamu ninggalin Abang ra" Tak terasa air matanya kembali mengalir "Abang cengeng banget ya haha, bangun dong sayang, kamu nggak mau natap Abang hm?"

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang