Chapter 36

4.2K 245 1
                                    

Jagalah shalatmu meski kamu bukan orang baik

Bismillah...
❥ Vote diawal bab biar nggak lupa!! Jangan jadi silent readers ya!!
❥ Don't forget to reading Qur'an today
.
.
.
Happy Reading 🖤

36| Dua paruh baya yang kompak

Selepas gus ahnan pergi, Kiara bergegas mengangkat peralatan bekas makannya ke dapur tak lupa untuk mencucinya juga. Setelah selesai Kiara kembali menunju kamarnya, meraih ponsel gus ahnan di atas nakas lalu mendeal nomor seseorang. Untungnya suaminya itu tidak membawa ponselnya.

Kiara berinisiatif untuk menelfon bundanya karena rindu, ayah dan bundanya juga belum berkunjung kepesantren selama masa libur kemarin.

Telfonnya berdering, tak lama di telfon itu menunjukkan angka memberitahu bahwa sang penerima telfon sudah mengangkatnya.

"Haloo... Assalamualaikum Buna, ini Kia!"

"Wa'alaikumussalam. Tau, denger suara kamu aja, buna udah tau. Hmm kenapa nih kok tumben nelfon Buna?" Kata bunda Mira di seberang sana

"Heheh nggak papa kangen aja"  Perempuan itu melihat kuku-kuku jarinya  sambil menempelkan ponselnya di pipi

"Buna sama ayah kemarin kenapa nggak jengukin kia sih, kesel banget tau gak kiara sama kalian berdua! Nggak tau apa anak kalian ini kangen?!" Sungutnya begitu kesal

"Kalo kamu kangen, kamu main aja sama suami kamu kesini. Udah lama juga kamu gak kesini"

Kiara menghela nafasnya pelan " Mm kia lagi males kemana-mana bun tapi kia kangen... Banget sama ayah sama buna"

Diseberang sana terdengar suara bundanya tengah tertawa "Kangen kita katanya yah" Ucap bunda Mira menatap ayah Ilham yang duduk didepannya

"Loh ada ayah juga, ayah nggak kekantor?"

"Nggak, ayah mau istirahat sehari katanya"

Kiara mendengus pelan "Enak ya kalo jadi bos, bisa cuti kapan aja"

Sedangkan diseberang sana keduanya tertawa "Buna?" Panggilnya mulai serius lalu terdengar sahutan dari bunda Mira.

"Iya kenapa?"

"Kia sakit tau" Ujarnya memberitahu

Tiba-tiba tidak ada suara seseorang disana hanya ada suara jam yang menggema sangking sunyinya "Halo Buna?"

"Kamu nggak papa kan sayang? Sakit apa? Ayo ngomong sama buna!" Sahut bunda Mira begitu khawatir. Wanita itu langsung mengubah panggilannya menjadi video call.

"Pagi tadi kia mual-mual tapi yang keluar cuman cairan bening aja, capek banget, harus bolak-balik kekamar mandi. Tapi Kiara yakin mungkin cuman karena laper aja, soalnya pas gus ahnan masakin, kia makan langsung sembuh. Terus juga ya, kia tuh gak tau kenapa tiba-tiba kepengen makan soto, pengen foto sama mas-mas supermarket, pengen melihar---" Jelasnya begitu panjang lebar membuat kedua orangtuanya saling berpandangan

"Buna, ayah? Ih kok pada diem sih mana tatap-tatapan lagi. Kia ceritanya lagi curhat lho ini!" Kiara menghentikan ucapannya saat lawan bicaranya tidak mendengar ucapannya. Kalau seperti ini, sia-sia saja ia berbicara panjang lebar.

Tampak dua paruh baya itu kembali mengalihkan pandangan mereka ke kamera setelah lama terdiam dengan saling berpandangan "Buna sama ayah kesana sekarang!"

Kiara begitu terkejut "Beneran?" Tanyanya yang di balas anggukan

"Kalo gitu, Buna kesini-nya ajakin umi Halimah ya?"

Lauhul Mahfudz Kiara (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang