Selamat datang lagi di ANC!
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad
Hari Senin adalah hari yang begitu banyak di benci orang-orang. Alasannya karena hari Senin itu memulai kembali pekerjaan yang tertunda karena weekend, memulai kembali pelajaran yang sama di sekolah, serta upacara bendera yang mungkin tidak di sukai kebanyakan siswa.
Namun taukah kalian, hari Senin itu adalah hari dimana Nabi terakhir di lahirkan ke muka bumi. Nabi yang menjadi panutan hingga akhir zaman, nabi yang namanya bersanding dengan nama Tuhan, nabi yang akan memberikan syafaat bagi umatnya.
Muhammad bin Abdullah, sang kekasih yang maha Agung. Satu Minggu sekali dia selalu merayakan kelahirannya dengan berpuasa hari Senin, Sunnah yang kini banyak di ikuti oleh kalangan mereka yang mencintainya. Berharap dengan melakukan Sunnah nya bisa membawa mereka ke jalan untuk bersama-sama dengannya di surganya Allah.
"Bu, hari ini jadi pulang ke Bandung?" tanya Aila.
Pagi hari ini Aila dan Sabrina sudah selesai dengan urusan membereskan rumah. Jangan ditanya soal Anjani, perempuan itu langsung tertidur lagi setelah shalat Subuh karena semalam maraton Drama.
Aila sudah memperingatkan, dan Anjani mengerti. Namun ngantuk berat tak bisa ia tanggung lagi, jadi tetap saja tidur.
Sabrina yang duduk di ranjang membereskan pakaian menatap Aila yang membantunya. "Iya, maaf ya Fiya gak bisa lama-lama disini sama kamu. Anjani harus kuliah lagi, juga di sekolah adik mu mau mengadakan perpisahan."
"Iya gakpapa Bu, Fiya ngerti kok. Ohh iya, menurut ibu tawaran dari Pak Salman soal Fiya yang ditawari jadi Manajer gimana?"
Aila sudah menceritakan tentang tawaran dari Salman untuknya kepada Sabrina, namun ibunya itu belum memberikan jawaban tentang pendapat nya.
"Emh, kalau menurut ibu sih terserah kamu aja. Kalau memang kamu nyaman sama posisi itu ambil aja, mungkin ini memang rezeki dari Allah buat kamu. Tapi kalau kamu merasa tidak nyaman harus berada di Jakarta, lebih baik kamu kembali ke Bogor saja."
Aila menimbang-nimbang ucapan ibunya, apa memang sebaiknya dia terima saja ya? Apalagi untuk kuliah Putra harus mempunyai biaya yang besar, meskipun dia menampakkan beasiswa tetapi banyak hal yang tetap harus di beli.
"Kalau Fiya terima gakpapa Bu?" tanya Aila hati-hati.
"Ya enggak apa-apa, malah itu bagus buat kamu. Kamu kan pengen buat bisnis sendiri, mah bisa kamu mulai dengan kamu menjadi manager di perusahaan orang lain. Setelah kamu belajar, kamu bisa mencoba untuk mendirikan perusahaan mu sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]
Spiritual[Spiritual | Romance] Bagaimana rasanya di benci seseorang? Menyakitkan bukan? Itulah yang perempuan itu rasakan. Shafiya Aila Humaira yang menyimpan rapat-rapat kisah hidupnya dari orang lain. Setelah lulus SMK, dia menjadi salah satu juru masak d...