Selamat datang lagi di ANC!
"Dan yang aku paling syukuri, dari banyaknya hal yang aku bisa adalah mencintai kamu Put. Dibandingkan dengan semua kemampuan itu, aku lebih menyukai perasaan ini untuk kamu."
*Pangeran M Dihya Hamza Al-Fatih
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad
Dua hari setelah melaksanakan pernikahan, Dihya memutuskan untuk kembali ke Turki. Bersama istrinya, tentu saja. Dan malam ini, Aila tengah membereskan koper miliknya dan Dihya.
Barang apa saja yang akan di bawa, juga perlengkapan lain yang pasti mereka butuhkan di sana.
Suara notif pesan masuk membuat perhatian Aila teralihkan. Perempuan itu mengambil ponselnya, dan melihat siapa yang mengirim pesan berturut-turut kepadanya.
Senyuman Aila terbit tak kala melihat nama suaminya. Laki-laki itu sudah pergi cukup lama, namun belum kembali juga. Tetapi melihat pesan itu, Aila paham.
Karena memang Aila sudah selesai membereskan barang-barang yang akan di bawa, jadi perempuan itu segera duduk di ranjang. Matanya sudah berat, karena dua hari ini terasa begitu melelahkan.
Tiga puluh ayat surah Al-Mulk dibacakan olehnya, lalu perempuan itu tertidur dengan cepat.
Dihya kembali pukul 10 malam, dan senyuman laki-laki itu terbit kala melihat istrinya yang sudah terlelap. Tiga koper dan dua tas besar terlihat sudah beres di dekat lemari, membuat Dihya merasa bersalah.
"Tuan Putri pasti capek kan? Maaf ya, Pangeran malah biarin Putri beresin semuanya sendiri." Dihya bermonolog memandangi wajah damai Aila.
Dihya mengusap lembut pipi Aila. "Have a good night's sleep, princess. I really love you because of Allah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]
Espiritual[Spiritual | Romance] Bagaimana rasanya di benci seseorang? Menyakitkan bukan? Itulah yang perempuan itu rasakan. Shafiya Aila Humaira yang menyimpan rapat-rapat kisah hidupnya dari orang lain. Setelah lulus SMK, dia menjadi salah satu juru masak d...