Selamat datang lagi di ANC!
"Dia jujur, dan tulus, memangnya aku butuh bukti apa lagi? Buket bunga? Coklat? Perhiasan? Barang-barang mewah? Aku gak butuh itu semua. Kenyataan dia hanya menyebutkan bahwa aku harus meyakinkan diri dengan istikharah saja, aku sudah percaya."
*Shafiya Aila Humaira
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad
"WHAT?"
Pekikan seorang perempuan di perpustakaan kampus membuat semua orang menoleh ke arahnya. Perempuan berkerudung abu-abu itu berdiri dari duduknya, tatapannya tertuju pada layar ponselnya sendiri.
"Ada apaan sih An? Lihat tuh, lo jadi pusat perhatian mahasiswa lain."
Teman sebangkunya memasang wajah yang tak kalah terkejut, tiba-tiba saja temannya ini berteriak heboh.
Anjani memperlihatkan layar ponselnya. "Lo udah tau berita ini belom?"
Temannya melihat layar ponsel Anjani, kemudian mengangguk. "Udah lah, itu udah lebih dari tiga hari. Pas hari pertama trending topik di Twitter, gue udah lihat. Penasaran banget, siapa cewek beruntung yang di lamar di acara besar perusahaan terus di hadapan publik lagi. Mana kata-katanya so sweet banget euy."
Anjani kembali duduk. "Gue kemana aja? Kok baru tahu beritanya sih?"
"Ya, lo selama tiga hari gak buka sosmed apa? Padahal itu video udah tersebar."
Anjani berfikir sejenak, tiga hari ini dia ngapain aja? Tak lama, dia menepuk jidatnya sendiri. "Tiga hari ini gue maraton nonton drama Our Beloved Summer, jadi gak sempet buka sosmed. Buka hape aja cuman lihat takutnya ada tugas dadakan."
Temannya itu menghela nafas. "Udah Ramadhan An, tobat tobat. Drama terus hidup lo, sekali-kali healing kek, kemana aja gitu."
"Eits, jangan salah. Kata sahabat gue, cewek itu harus jadi anak rumahan. Jangan kelayapan di luar, nanti tumbuh fitnah."
"Ya, iya sih. Tapi maksudnya juga di rumah tuh, ada kegiatan yang bermanfaat. Bantu orang tua, beres-beres rumah, belajar, ngafal Qur'an. Bukan di rumah aja, tapi kegiatan cuman rebahan sambil nonton drama. Gak berfaedah banget," cibirnya.
Anjani gak tersinggung sama sekali, karena apa yang di katakan temannya itu fakta. "Gue cabut duluan ya, mau ngabuburit biar gak rebahan sama nonton drama terus."
Sengaja Anjani menekan kata terakhir nya, menyindir sang teman. "Dih, baperan banget sih."
"Perempuan memang selalu menggunakan perasaannya. Gue cewek, jadi jelas baperan. Lah, lo cewek bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]
Spiritüel[Spiritual | Romance] Bagaimana rasanya di benci seseorang? Menyakitkan bukan? Itulah yang perempuan itu rasakan. Shafiya Aila Humaira yang menyimpan rapat-rapat kisah hidupnya dari orang lain. Setelah lulus SMK, dia menjadi salah satu juru masak d...