29: Madura dan Kenangannya🦋

14.1K 1.6K 4
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Sudah lebih dari delapan tahun kaki itu tak menginjak tanah Madura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari delapan tahun kaki itu tak menginjak tanah Madura. Kini kakinya menapak di sana, dimana luka pertama kali ia dapatkan dari seseorang yang dia yakini masih hidup sampai saat ini.

Penerbangan dari Jakarta menuju Surabaya ditempuhnya 1 jam 10 menit, lalu dia segera naik taksi menuju Madura. Ditempuhnya perjalanan 2 jam 38 menit, sampai dia tiba di tempat yang ditujunya.

Rusun kumuh di Madura yang dulu dia tempati bersama keluarganya kini menjadi rusun yang begitu bagus dan bersih. Desainnya simple dan sangat nyaman, hingga kedua sudut bibirnya terangkat sedikit membentuk senyuman tipis.

"Cari siapa mas?" tanya seorang ibu-ibu kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cari siapa mas?" tanya seorang ibu-ibu kepadanya.

Dihya Hamza membalikan badan, mendapati seorang ibu-ibu yang memandangnya terkesima.

"Tidak mencari siapapun Bu. Ohh iya Bu, pemilik rusun ini masih Bu Dian atau sudah berganti?"

Si ibu mengangguk. "Masih, cuman sudah sering di ambil alih anaknya Mas. Memangnya ada keperluan apa ya sama Bu Dian?"

"Tidak. Saya hanya mencari apakah ada unit yang masih kosong atau sudah penuh."

Ibu itu ber 'oh' ria. "Rumahnya di unit satu Mas. Biar saya antar."

"Terimakasih Bu, maaf sudah merepotkan."

"Tidak apa-apa Mas."

Dihya berjalan terlebih dahulu dari ibu-ibu tadi, membuatnya keheranan. Bukankah dia yang tahu jalan menuju rumah Bu Dian?

Sembari berjalan ibu itu bertanya, "mas nya aneh ya, saya yang tahu tempatnya Bu Dian, tapi mas nya yang jalan duluan."

"Ibu tunjukan saja arahnya sama saya dari belakang. Soalnya saya tidak berani berjalan di belakang perempuan."

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang