32: Mimpi buruk🦋

13.7K 1.7K 47
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

"Perkataan paling menyakitkan dari cinta pertama mu bukan penolakan cinta, namun penolakannya mengakuimu sebagai seorang anak."

*Shafiya Aila Humaira

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

*WARNING!
Part ini mengandung unsur kekerasan yang tidak patut di contoh! Juga, part ini agak panjang, jadi slow saja bacanya!

Siap mengetahui kebenaran?

Siap mengetahui kebenaran?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bun!"

Teriakan menggema di ambang pintu, membuat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu segera menghampiri anaknya.

"Kenapa?" tanyanya cemas.

Gadis dengan seragam putih abu itu tersenyum. "Aku juara satu lagi," ujarnya bahagia. Dia mengangkat piala yang berada di tangannya.

"Alhamdulillah. Kalau begitu, anak bunda mau hadiah apa nih?"

Alih-alih menjawab, gadis itu malah memeluk ibunya. "Adanya bunda bagi aku sudah menjadi hadiah terindah."

Saabira meneteskan air mata, terharu akan perkataan anaknya. "Kalau begitu, anak bunda yang paling cantik ini makan siang dulu ya? Bunda udah siapkan makan siang, kesukaanmu."

"Semua masakan bunda itu kesukaanku."

Kemudian keduanya terkekeh. Mereka masuk ke dalam rumah yang cukup kecil, namun ketika berada di dalamnya sangat nyaman.

Setelah makan, Saabira duduk di mesin jahit untuk melanjutkan pekerjaannya. Demi sang anak, dia akhirnya memutuskan untuk bekerja. Suaminya sudah tidak pernah memberikan nafkah lagi, dan bagi Saabira itu lebih baik daripada harus makan dari hasil uang haram.

Sedangkan anaknya mencuci piring bekas makan tadi. Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, dan dia harus bergegas menuju restoran di persimpangan jalan. Bekerja paruh waktu untuk membantu ibunya, apalagi sekarang sekolah sudah libur semester.

"Bun, aku izin ke restoran dulu ya. Biasa, pulangnya jam 8 malam. Bunda kalau ngantuk jangan tungguin aku, tidur saja ya?"

Saabira mengangguk. "Jangan lupa shalat ya? Biar nanti makan malamnya di rumah aja bareng bunda."

"Oke! Dah Bun, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

Gadis berkerudung hitam, lengkap dengan pakaian khas restoran itu bekerja dengan semangat. Senyumannya selalu mengembang, meskipun setiap orang tahu bahwa dia pasti sedang lelah. Tapi, trik nya itu membuat para pelanggan disana nyaman.

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang