Selamat datang lagi di ANC!
"Sejak awal dia bukan ditakdirkan jadi milik Dihya. Perempuan sebaik dia gak pantes disukai sama laki-laki pecundang."
*Pangeran Dihya Hamza Al-Fatih
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad
Romance tipis-tipis🦋
Setelah saling meminta maaf, keluarga Salman kini duduk di di dapur dengan lesehan untuk mencicipi makanan yang telah Anyelir dan Ratu siapkan.
Sudah ada Eyang Harun, Salman, Ratu dan Anyelir. Sedangkan Usman, langsung berangkat ke rumah istrinya untuk bersilaturahmi. Sedangkan Ummi Anyelir telah meninggal ketika Anyelir berusia 12 tahun.
"Dihya tidak di panggil dulu umi?" tanya Salman.
Anyelir memberikan piring yang sudah berisi nasi dan lauk pauk nya ke arah Abi nya. "Enggak Bang, adek sedang istirahat dulu."
Ratu mengangguk. "Iya bang, soalnya dari tadi dia kayak nahan sakit gitu. Aku udah tanya, jawabnya cuman sakit kepala biasa."
"Biarkan Hamza istirahat saja, yuk mulai makannya. Nanti siang jadi ke toko perhiasan kan?" Harun menyahut.
Anyelir mengangguk. "Iya Abi, nyari buat cincin nikah. Sekalian nyari buat seserahan."
Setelah itu Harun memimpin doa, setelahnya mereka makan dengan saling berbincang sesekali, apalagi mengenai persiapan akad Salman yang semakin dekat.
Sementara disisi lain, Dihya yang sudah terlepas dari infusan berusaha untuk bangun. Dia duduk bersandar di ranjang, namun telinganya mendengar mobil yang mendekat ke arah Ndalem. Apalagi kamarnya berada dekat dengan parkiran dan ruang tamu, jadi Dihya bisa tahu dan bisa mendengar obrolan di luar.
Karena Ndalem Eyang nya begitu sederhana, jadi rumahnya hanya satu lantai saja. Hanya saja lokasinya sedikit besar, namun tak sebesar rumah-rumah tetangga di sana.
Dihya bangun, mencoba mendapatkan kakinya di lantai, namun pandangannya kembali kabur dan kepalanya begitu pening. Tapi dia masih penasaran, di hari raya begini jarang sekali ada yang berkunjung ke pesantren. Karena Eyang nya memiliki dua anak, Usman dan Anyelir. Dia yakin, Om nya sudah berangkat ke rumah mertuanya sedangkan Anyelir, keluarga nya masih di sini.
"Aila?" gumam Dihya setelah dia bisa melihat dari jendela kamarnya.
Terlihat, disana ada Sabrina, Aila dan dua orang yang tidak Dihya kenali. Karena sewaktu keluarga Aila datang ke Jakarta, dia baru kembali dari Turki. Dan hanya bertemu dengan Sabrina saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]
Spirituale[Spiritual | Romance] Bagaimana rasanya di benci seseorang? Menyakitkan bukan? Itulah yang perempuan itu rasakan. Shafiya Aila Humaira yang menyimpan rapat-rapat kisah hidupnya dari orang lain. Setelah lulus SMK, dia menjadi salah satu juru masak d...