Selamat datang lagi di ANC!
"Sakit yang timbul oleh seseorang yang dicintai itu, obatnya bukan orang lain, tapi oleh orang itu sendiri."
*Shafiya Aila Humaira
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad
Aila merebahkan diri setelah menyelesaikan dzikir paginya. Selang oksigen yang selalu ia pakai kini sudah terlepas, kata dokter dia sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Hanya saja, perempuan itu masih harus di rawat untuk pengobatan lebih lanjut. Dan pembersihan lambung juga dilakukan satu Minggu sekali, untuk memastikan racun yang dia minum sudah bersih dan tidak menyebar.
"La, gue berangkat dulu ya? Mumpung masih pagi, jadi sampe nya juga gak terlalu siang. Sorry gue gak bisa temenin lo sampai sembuh, mami cerewet banget soalnya."
Anjani menghampiri Aila, satu tangannya memegang koper. Aila menatap Anjani, kemudian dia mengangguk.
"Iya gakpapa, aku ngerti kok. Apalagi kan kamu harus ke kampus, jangan sampai gara-gara aku kamu bolos."
Anjani mengangguk. "Kalau gitu gue pamit dulu, salam buat Ibu sama Putra ya? assalamu'alaikum."
"Iya, Waalaikumsalam." Setelah mendapat jawaban, Anjani keluar dari ruang inap Aila.
"Jangan lupa chat gue kalau ada apa-apa." Anjani menyembulkan kepalanya di pintu, hal itu membuat Aila terkekeh.
"Iya, iya. Nanti aku kabarin." Aila menatap sahabatnya, sampai Anjani menghilang diganti dengan pintu yang tertutup rapat.
Keheningan menyapanya. Aila menatap langit-langit kamar inapnya, pikirannya tertuju pada seorang disana.
Aila kembali teringat dimalam setelah Salman menanyakan perihal hadiah pernikahan berupa surah dalam Al-Qur'an.
"La, gue tahu ini ungkapan terkesan berlebihan. Tapi lo tahu? Disaat masalalu lo penuh dengan luka, kini laki-laki hebat datang bak penyelamat yang siap untuk mengobati setiap luka masalalu lo itu."
Aila yang duduk di meja rias memutar tubuhnya, menatap Anjani yang duduk berhadapan dengannya di ranjang.
"Maksud kamu pak Salman?"
Anjani mengangguk. "Lo beruntung, karena diantara banyaknya perempuan diluar sana yang pengen banget buat bersanding sama pak Salman, akhirnya lo pemenangnya."
Aila tampak bingung dengan pembahasan Anjani. "Terus, maksud kamu membicarakan hal ini, apa tujuannya?"
Anjani menatap lekat Aila. "La, lo jangan bohong sama diri sendiri. Semua yang lo sembunyikan dari gue, gue bisa tahu dengan mudah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]
Spiritualité[Spiritual | Romance] Bagaimana rasanya di benci seseorang? Menyakitkan bukan? Itulah yang perempuan itu rasakan. Shafiya Aila Humaira yang menyimpan rapat-rapat kisah hidupnya dari orang lain. Setelah lulus SMK, dia menjadi salah satu juru masak d...