44: Saling berkorban🦋

15K 1.6K 118
                                    

Selamat datang lagi di ANC!

"Kenapa saya di biarkan hidup untuk menanggung seluruh rasa sakit ini?"

*Shafiya Aila Humaira

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

Allahumma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad

Raisa yang masih melihat aksi adiknya merebut ponsel Aila yang di pegang Rayhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raisa yang masih melihat aksi adiknya merebut ponsel Aila yang di pegang Rayhan.

"Lihat!" Raisa menunjukan foto kepada Aila.

Aila menggeleng melihat itu, apalagi ketika Raisa hendak mengirimkannya kepada Salman. Namun, Raisa tetaplah Raisa. Dengan gampangnya perempuan itu langsung mengirim foto itu ke Salman.

"Maaf, aku lebih memilih bersama Dihya bukan sama kamu." Raisa mengetik pesan itu, dan mengirimkannya ke Salman.

Aila menggeleng, air matanya tak berhenti keluar. Dihya yang mendengar itu geram, dia mendorong Nadhira supaya menyingkir. Namun sia-sia, karena Rayhan memegang bahunya.

"Lepas! Kalian semua GILA!" teriak Dihya.

Raisa bangkit, dia memberi kode kepada Rayhan dan Nadhira untuk keluar dari kamar. Keduanya mengangguk, dan mereka pun keluar dari kamar.

Aila memegang kakinya yang sakit. Perempuan itu duduk dan menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut, kembali menangis.

Dihya yang mendengar itu turun dari ranjang, dia berjongkok di hadapan Aila. Kepalanya yang pening tidak ia hiraukan, karena keadaan Aila jauh lebih penting baginya.

"Aila, lo gakpapa?" tanya Dihya.

Aila mengangkat wajahnya, menatap Dihya dengan mata yang sembab dan masih dibanjiri air mata.

"K-kenapa?" tanya Aila parau.

Tanpa Dihya sangka, Aila memukul dadanya berkali-kali. Melupakan semua emosi perempuan itu, tapi Dihya hanya menerimanya.

"Kenapa? Kenapa semua orang selalu membenci saya? Kenapa saya yang selalu salah Dihya? Kenapa saya yang di salahkan?" Aila memukul dada Dihya dengan kedua tangannya.

"Saya tidak pernah meminta untuk jadi juara, saya tidak pernah meminta dicintai pak Salman. Tapi kenapa jadi salah saya? Kamu membenci saya karena saya merebut posisi kamu kan? Lalu mbak Raisa membenci saya karena saya yang di pilih oleh pak Salman?"

"Kenapa semuanya jadi salah saya? Arrrgghh!" Aila kini memukul kepalanya sendiri.

Melihat itu, Dihya segera mencekal lengan Aila. Hingga tatapan keduanya bertemu. Dan Dihya merasakan sakit ketika matanya menangkap kesedihan di dalam mata Aila.

Aila: Atas Nama Cinta [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang