24 - sour

2.4K 245 118
                                    

Jay mengecup bibir Jungwon dengan lembut. Tak lupa jua ia mengusap area pinggangnya. Tangan dinginnya bersembunyi di balik hoodie berwarna oranye milik kekasihnya itu.

Jungwon pun tak jauh bedanya, ia meraup oksigen sebanyak mungkin guna memenuhi keinginan berbagi ciuman panas tersebut. Tangannya ia masukkan ke area leher Jay, mencari kehangatan di balutan hoodie hitam yang bermodel sama dengan yang ia kenakan malam ini.

"Eungh.." desah Jungwon saat Jay tiba-tiba menggigit bibirnya.

Ia memundurkan wajah dengan sebuah desisan, "Sakit, Jay. Pelan." pintanya dengan bibir dikerucutkan.

Jay tersenyum konyol, ia usapkan jemarinya pada bibir mungil prianya itu, "Maaf, maaf. Sini cium lagi biar nggak perih." hasutnya dengan gampang.

Mereka kembali berciuman walau tak selama durasi sebelumnya. Jay yang memutus terlebih dahulu. Ia merasa tak nyaman karena ponselnya terus bergetar sedari tadi. Kebetulan, saat malam tiba, sinyal di area tersebut kembali muncul.

"Wait, wait, aku matiin HP-ku dulu. Ganggu banget ini lagi asik sama kamu juga." racau Jay sendirinya.

Jungwon tertawa sekilas. Saking gemasnya akan monolog Jay, ia malah menarik leher pria Park dan kembali menciumi bibirnya.

Cup!

Cup!

Cup!

"Aduh, Sayang, sebentar ini mau ambil HP dulu." tolak Jay dengan lembut.

"Abis ini aku ciumin terus kamu ya!" sambung Jay dengan mata menyipit seolah mengancam si manis.

Jungwon hanya tersenyum, ia melepas tangannya yang tadi mengalung pada Jay, lalu tidur terlentang dengan bersedekap selagi menunggu prianya itu selesai mengurus si ponsel pengganggu.





Hhhh...

Jungwon menoleh cepat saat Jay menghembuskan napasnya dengan berat. Ia mendapati prianya sudah menempelkan ponsel ke telinga, menandakan ia sedang bertelepon dengan seseorang.

"Halo?"

"......"

"Lagi dimana sekarang? Kenapa nggak bilang!?"

Jungwon mengerjap kebingungan saat mendengar suara Jay yang menaik. Ia bagkit dari posisinya, lalu duduk bersila di samping Jay.

"Kenapa, Jay?" tanya Jungwon khawatir.

Jay melirik Jungwon, "Sebentar ya, kamu tunggu di sini. Aku mau ngobrol di luar biar jelas sinyalnya." pamit Jay pada prianya.

Jungwon mengangguk patuh. Ia menatap Jay selagi prianya keluar dari tenda. Walau tak berniat menguping, tapi Jungwon dapat cukup jelas mendengar sayup suara Jay.

Mata Jungwon membulat saat sebuah sebutan nama terdengar.

Ah, lagi-lagi...

Jungwon menghela napasnya berat, ia menduga-duga, kemungkinan dirinya akan kembali tersisih untuk beberapa waktu dan memakan kepahitan dari hubungannya.









"Lo harusnya ngasih tahu kalau Bunda lo sakit, Seung!"







"Papa yang bilang. Niki juga ngasih tahu barusan. Gue lagi di luar dan nggak ada sinyal dari siang."

jungwonphobic : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang