25 - love is blind

2.4K 255 95
                                    

Jay membetulkan letak selimut yang Heeseung kenakan. Tak lupa ia mengusap lembut dahi pria itu.

"Gue balik dulu ya, Seung.." lirihnya bermonolog.

Ia meninggalkan sebuah amplop berisikan uang yang Papanya kirimkan untuk membayar biaya rumah sakit Ibunda Heeseung. Jay pun meninggalkan beberapa pakaian ganti dan juga stok makanan untuk sahabatnya itu.

Berat jika harus menjabarkan bagaimana perasaan Jay saat ini.

Ia sangat ingin tinggal, atau minimal menunggu hingga Heeseung terbangun.

Tapi jika ia melakukannya, Jay akan kehilangan sosok lain yang ia sayangi jua.

Apalagi jika Heeseung sampai membuka matanya dan meminta Jay untuk tinggal, Jay tak siap menolak. Jay tak mungkin dapat menolak.

Maka dari itu, Jay memilih pergi lebih awal saat Heeseung baru terlelap dan segera kembali ke tempat kekasih manisnya berada.

+
+
+
+
+

.

Jungwon melihat sosok Jay yang melambaikan tangannya. Pria Park menyapa dengan heboh seraya berlari ketika melihat Jungwon tengah asik menikmati suasana mentari terbit.

"I feel bad.." keluh Jungwon pada dirinya sendiri.

Ia pun berbalik dan berjalan perlahan mendekati pria Park. Butuh waktu cukup lama untuk mencapai titik berdirinya mereka. Langkah Jungwon memelan, sementara derapan kaki Jay pun hampir mencapai batasnya.

Saat Jay telah berdiri di hadapannya. Jungwon berusaha menahan perasaan pedihnya.

"Hei... Maaf... Aku beneran ngebut, mepet sama terbit.. Maaf..." ucap Jay seraya tersengal.

Jungwon menghela napasnya pelan. Ia mengangkat tangannya guna merapihkan rambut-rambut Jay yang mencuat. Dapat dengan jelas ia melihat butiran keringat di area dahi kekasih tampannya itu.

Saat ini, Jungwon merasa menjadi orang yang paling jahat karena membuat Jay sampai sebegitunya. Tapi apa boleh buat, ia mulai merasa lelah akan hal-hal yang berhubungan dengan sosok lain itu.

"Ayo kita sarapan aja. Apa kamu mau ganti dulu bajunya?" tawar Jungwon tanpa membahas yang Jay ucapkan.

Jay tersenyum di sela engahan napasnya, "Aku ganti baju dulu deh, ini basah banget keringetan lari dari parkiran bawah ke sini. Tadi tukang anternya belum ada... Hhhh.. Jadi aku harus lari buat ngejar terbit sama kamu.. Maaf ya.."

"Sana, ganti baju dulu." titah Jungwon pelan.

Jay mengangguk seraya menuju ke tenda mereka. Jungwon memandangi punggung pria kesayangannya itu.

Apa sudah benar jika malah ia yang merasa bersalah?


Mengapa Jay selalu menarik ulur hubungan mereka?


Apa yang kurang dari dirinya?



Bagaimana jika ia dan Jay memang tak seharusnya bersama?




"Hhhh.."

Tak Jungwon sangka, lamunan itu bertahan cukup lama hingga Jay selesai membersihkan diri. Pria Park menghampiri Jungwon, menyentuh bahunya untuk memecah lamunan.

jungwonphobic : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang