Mata merah, hidung berair, suhu tubuh meningkat, detak jantung tak karuan, hingga tubuh bergetar. Malam itu basis pria yang datang ke kosan Jay dibuat bingung dengan kondisi si pria Park. Dari pagi hingga sore, pria itu tampak sehat wal afiat. Tidak ada gejala akan terserang flu atau demam. Namun setelah maghrib tadi, ia terus menerus menggigil gemetar di atas kasur.
Sunghoon, temannya sejak SMA sekaligus masih berkerabat jauh itu pun mendekati Jay dengan membawa segelas teh tawar hangat.
"Minum dulu, bro." ucap Sunghoon.
Jay kemudian duduk masih dengan berbalut selimut, "Thanks." balasnya serak.
Sunghoon sendiri tahu jika Jay itu memiliki alergi terhadap kucing dan bunga. Tetapi seingatmya pula, mereka seharian ini tak bersentuhan apalagi berdekatan dengan dua hal itu. Di gedung jurusannya sudah clear tak lagi ada kucing semenjak insiden Jay pingsan sesak napas saat masih mahasiswa baru dulu. Kemudian untuk bunga, pepohonan sedang bukan musimnya berbunga. Tandanya, sedari tadi semuanya bersih.
Mengenai cuaca, tak ada masalah. Cerah, sangat cerah. Angin pun bertiup normal, cukup. Udara juga bersih walaupun di pusat kota. Tak ada suatu hal yang dapat menimbulkan gejala semacam Jay begini, batin Sunghoon.
"Lo beneran nggak main kucing atau nyenggol bunga-bungaan kan?" tanya Sunghoon memastikan. Ia mengecek laci kamar Jay, menimbang obat apa yang harus ia berikan.
"Kita seharian bareng, Hoon. Gue juga nggak tahu kenapa tiba-tiba gini." jawab Jay dengan lemah.
Jay menekan bagian dadanya yang terasa sesak, "Apa kemungkinan gue nabrak orang yang abis megang kucing atau bunga ya? Tadi kan kita papasan tuh sama maba."
Sunghoon kemudian menaikkan alisnya seolah mendapat pencerahan, "Eh cuy! Lo tadi kan nubruk adiknya Heeseung tuh! Bisa aja dia abis mainin kucing!"
"Masa cowok mainin kucing di kampus?"
"Ya lo kira yang main kucing cuma cewek? Lagian adiknya Heeseung modelan softie uwu manis begitu, pasti sukanya sama kucing lah!"
Jay mendengus dan menepuk-nepuk pahanya, "Ck! Sialan. Orang lain yang main kucing, gue yang kena imbasnya!"
"Ya udah kalau gitu minum obat yang buat alergi kucing aja. Nih, yang merah kan?" tawar Sunghoon.
Jay tersenyum tulus seraya menerima uluran obat dari Sunghoon, "Makasih, bro. Kalau nggak ada lo, udah mati kali gue.."
"Emang hidup lo isinya nyusahin gue doang, bangsat."
"Si anjing, gue kira ikhlas lo!"
Jay melempar bantalnya ke arah Sunghoon yang tertawa lucu."Udah! Buruan minum! Gue nemenin anak lainnya aja deh, daripada ketularan kalau deket-deket lo!"
Sunghoon pun memilih bergabung dengan beberapa teman lain yang asik bermain game milik Jay di ruang tengah kosan mewahnya. Jay pun kembali merebahkan diri.
"Gue harus hati-hati sama adiknya Heeseung mulai sekarang."
+
+
+
"Mas, nanti anterin aku ke puskot yuk! Mau nyari bahan tug—"
"JANGAN DEKET-DEKET GUE!"
Jay mendelik horor ke arah lelaki berlesung pipi itu. Ia berteriak sangat kencang hingga beberapa orang menoleh memperhatikan mereka.
Si lelaki berlesung pipi itu memasang wajah jijik, "Kenapa dih?" ucapnya sanksi.
Jay berdiri kemudian mundur. "Lo yang kapan lalu nabrak gue kan? Gara-gara lo, gue jadi sakit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
jungwonphobic : jaywon [✓]
Hayran Kurgukucing, bunga, dan yang jungwon. started : 20-04-2022 ended: 18-07-2023 season 2 : "jayphobic" [unpublised] was 1st in #jay was 1st in #jaywon was 1st in #parkjongseong was 2nd in #jay was 4th in #heeseung was 6th in #jungwon was 9th in #yangjungwon