2 - dunia itu sempit

4.3K 452 122
                                    

"Sabtu Minggu kosongin jadwal ya, Seung." ucap Jay selagi mereka menaiki motor.

Heeseung yang sedang fokus menyetir hanya mengangguk tanpa menjawab.

"Gue mau ke rumah, temenin.." sambung Jay.

Heeseung kembali mengangguk, sudah tahu alasan mengapa Jay mengajaknya tiap kali akan pulang ke rumah.

Sesampainya di kampus, Jay turun dari boncengan Heeseung. Ia melepas helm dan meletakkan pada jok motor tersebut. Jay baru tersadar saat ini Heeseung terdiam memperhatikannya.

"Tumbenan pulang pas masih musim kuliah." ucap Heeseung seraya tersenyum teduh.

Jay menaikkan bahu, "Biasa, paling mentok ngobrolin warisan." jawabnya asal.

Heeseung menepuk pundak Jay lalu merapihkan rambut-rambut pria tampan itu yang mencuat akibat helm. "Gue temenin kok.." ucapnya lembut.

"Makasih ya.." balas Jay dengan tulus seraya tersenyum manis.















"Masih pagi udah gemes aja ini dua orang friendzoner?"

Jay langsung mengubah ekspresi, ia melirik tak suka ke arah sumber suara yang ia sudah sangat kenal. Heeseung sendiri menjauhkan tangannya dari rambut Jay, lalu beringsut berdiri menghadap si sumber suara.

"Lo mending diem deh, gue lagi nggak mood berantem, Nic." ucap Jay bernada garang.

Nic, atau Nicholas, tertawa keras, "Dipuji gemes kok malah marah sih ini orang."

"Diem." sahut Heeseung, membela.

Nicholas sekali lagi tertawa, ia melompat girang dan berjalan menubruk Jay dan Heeseung guna memisahkan tubuh keduanya yang tanpa sadar memang menempel antar bahu.

"Si anjing!" umpat Jay tak terima.

Nicholas berbalik dan menjulurkan lidah, "Mendung tak berarti hujan. Deket nggak berarti jadian. Sekian dari saya, seonggok HEEJAY lovers, wassalam, semoga tuhan memberkati kalian!"

Pria bermata sipit itu langsung berlari, menghilang di balik pintu masuk gedung jurusan mereka. Jay nampak menghela napas, lalu melihat Heeseung yang masih menatap ke arah kepergian Nicholas.

"Dilihatin mulu, suka lo sama Nicholas?" tohok Jay seraya melangkah menjauh menyusul arah Nicholas pergi.

Heeseung menaikkan alis lalu tersenyum sedih.

Bukan, Jay. Bukan Nicholas.

"Seung, ayo!" panggil Jay dari kejauhan.

Heeseung mendongak dengan cengiran dan mengacungkan jempol. Ia pun melangkah mendekati Jay dengan dilingkupi perasaan aneh yang ia sendiri takut untuk menjabarkannya.



+
+
+



"Masss, sabtu jadi kan ya?"

"Jad—"

"ARGH! JAUH-JAUH LO, BANGSAAT!"

Dan terjadi lagi.

Heeseung menutup telinganya karena teriakan Jay yang keras, sedangkan Jungwon tak jauh darinya sedang meringis karena dibentak tiba-tiba.

"Ini orang..." desis Jungwon emosi. Ia langsung meletakkan tasnya kemudian memandang Jay dengan amarah kuat.

Jay langsung berdiri, lalu berjalan menjauh dari meja tersebut. "Cepet ngomong sama Heeseung, jangan lama-lama! Lo bawa sial!" serangnya bertubi.

jungwonphobic : jaywon [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang