Chapter 39

279 51 4
                                    

Chapter 39

***

”Apa kau sudah gila?!"

Suara teriakan menggelegar, membelah keheningan di kediaman Pendragon. Sosok yang menjadi kepala keluarga konglomerat, kini melampiaskan emosi pada putra tertuanya. Pecahan vas terlihat berserakan, menjadi bukti amarah dan pelampiasan.

Tidak ada yang bisa membantah atau menjelaskan situasi, semuanya mengerti bahwa satu kata bisa menambah runyam suasana. Di sisi lain, Arthuria yang menjadi saksi kunci atas Arthur yang "menggila" dilanda dilema. Bimbang apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya atau mengarang indah untuk menutupi insiden yang diakibatkan oleh sang kakak.

Sejujurnya, Arthuria bahkan masih syok dengan apa yang ia saksikan. Melihat kakaknya yang biasa bersikap lemah lembut dan pantang bernegosiasi dengan tangan, malah baku hantam dengan mantan tunangannya. Semua itu bukan sebuah pemandangan yang pantas untuk dibanggakan.

Wajah tampan yang biasa melempar senyuman sumringah, kini dihiasi lebam dan darah yang membeku di hidung dan mulutnya. Wibawa yang selama ini selalu membuatnya kagum dengan sang kakak, hancur dan sirna.

“Bagaimana bisa kau malah mencemarkan nama baikmu sendiri?!” pekik Uther, masih dengan urat vena pelipis yang mencuat. “Reputasi keluarga Pendragon tercoreng gara-gara kelakuanmu yang tidak beradab! Bagaimana bisa kau melakukan semua itu hanya karena satu wanita yang bahkan tidak layak untuk diperjuangkan?!”

Arthur, masih dengan wajah dan tubuh yang penuh lebam dan berantakan, menipiskan bibir dan menatap pada sang ayah.

“Ayah tidak akan mengerti,“ bisiknya, lirih. “Jika Ayah keberatan, Ayah bisa mencoret namaku dari daftar anggota keluarga."

Seketika, Uther dan Arthuria membulatkan mata.

“Arthur, jaga bicaramu!” bisik Arthuria.

Authur langsung tersenyum miris. “Selama ini aku selalu menahan diri. Aku rasa, kali ini kesabaranku mulai menipis.”

Bangkit, pria itu menarik napas dan menatap lekat pada manik sang ayah yang sewarna dengan maniknya. Pria itu membungkukkan badan.

“Terima kasih atas segalanya, tapi kali ini aku akan mengejar apa yang seharusnya menjadi milikku,” kembali Arthur menatap lekat sang ayah. “Kalian bisa mencegahku melakukan semua yang aku inginkan, tapi kalian tidak akan bisa mencegahku untuk mengejar Layla.”

Pria itu berbalik, berjalan menuju pintu keluar. Melihat semua itu, Uther yang geram menjadi semakin geram.

“Sekali kau menginjakkan kaki di luar kediaman, aku akan benar-benar mencoret namamu dari daftar keluarga Pendragon!” teriak Uther, menggelegar.

Arthuria yang bimbang, mencoba untuk berpikir cepat tentang bagaimana cara untuk membuat keduanya mendinginkan kepalanya. Namun, Arthur terlebih dahuli menoleh dan tersenyum sebelum melangkah keluar tanpa wajah berdosa.

Seketika, Arthuria lemas. Ia tidak menyangka kakaknya akan sebegitu nekat.

“Arthur! Arthur bocah laknat, kembali kau!” teriak Uther sembari berjalan cepat ke arah Arthur yang masih ada di halaman kediaman Pendragon.

Namun, Arthuria segera menghentikannya. Tidak ada hal baik yang akan terjadi jika sng ayah yang berwatak keras membujuk Arthur yang hilang kesabaran.

“Arthuria, apa maksud semua ini?!”

Putri pertama Pendragon menghela napas lelah. “Kalau ayah tidak ingin kehilangan putra ayah satu-satunya, biarkan Arthur menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah itu, biar aku yang menjelaskan segalanya.”

✔️ Golden CEO : Hunting for Legal Wife ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang