Chapter 9

1.7K 225 82
                                    

Chapter 9

Chapter 9

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bersyukur. Acara bulan madu yang mencekiknya kini usai. Walau begitu, Layla seperti berpindah dari sangkar emas satu ke sangkar emas lainnya. Nyatanya kini malah Mamah Ninsuna sendiri yang mengawasi mereka karena mereka pindah ke kediaman utama Al  Urukh. CCTV yang ada di setiap sudut ruang membuat Layla meneguk ludah dan berkeringan dingin.

Lah, mampus kalau ia tertangkap kamera sedang berperang dengan suaminya. Ia juga tidak bisa berakting setiap saat, bisa-bisa Layla muntah pelangi.

Lupakan, semua itu bisa dipikirkan nanti. Yang terpenting, sekarang ia bisa kembali bertemu teman-temannya dan melepas penat yang kian membuatnya gila. Mengambil tas, Layla pun bergegas keluar. Namun wajah pertama yang ia dapati hanyalah sang suami tercinta yang sedang menunggunya.

Saat ia melihat senyuman si sultan Al Urukh, Layla langsung mengerti bahwa itu adalah kode untuk memulai akting mereka.

“Sayang, mau ke kampus, 'kan? Aku antar sekalian, ya?” ujar Gilgamesh seraya menarik tangan Layla.

Sekali lagi Layla merasa jijik, bahkan emosinya kini meletup-letup layaknya lahar panas. Layla berani bertaruh, jika Gil menjadi bintang Hollywood pasti ia akan memenangkan piala oscar satu dekade berturut-turut.

Alih-alih menjawab, Layla malah melangkah cepat dan masuk ke mobil. Gil yang melihat tingkah Layla yang mengacaukan aktingnya langsung mengenyahkan senyuman dan menyusul Layla masuk ke mobil.

“Mamah tadi awasin kita, kenapa malah jutek begitu?” tanya Gil, dengan raut tak suka.

“Nahan boker,” jawab Layla asal-asalan.

Seketika, Gilgamesh mendelik geram. “Jawab yang bener kalau ditanya.”

Gadis itu pun menatap Gil dengan wajah yang masih ditekuk. “Kalau nggak percaya ya udah. Asal kamu tau, beberapa detik lagi aku bakal mengeluarkan biogas yang mungkin bisa dijadikan senjata biologis saat perang dunia tiga nanti.”

Seketika, Gilgamesh mendelik dan menghentikan mobilnya. Di mata Layla raut suaminya yang cemberut bahkan lebih mengenaskan daripada raut temannya yang bernama Chu yang sering menahan BAB.

“Keluar,” perintah Gil.

Seketika, Layla terkekeh dalam hati. Gadis itu pun membungkuk dengan tangan kanan yang dilipat didepan dada.

With my pleasure.

Setelah Layla turun, Gilgamesh langsung berlalu begitu saja. Tanpa ada salam atau ucapan sampai berjumpa lagi dengan istrinya tercinta. Layla sendiri masa bodoh dengan perlakuan Gilgamesh. Yang penting, rahasianya sebagai nyonya muda di kediaman Al Urukh aman. Tidak ada yang boleh tahu siapa jati diri suaminya.

Melenggang santai, Layla menatap langit dengan hati yang bahagia. Sejak ia terjebak dengan suaminya tercinta, entah mengapa menatap langit pun terasa sesak. Sayangnya, momen kedamaiannya terhenti saat suara familiar memanggilnya.

✔️ Golden CEO : Hunting for Legal Wife ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang