Chapter 6

2K 226 47
                                    

Chapter 6


***

Pukul dua dini hari. Namun mata Gil sama sekali tidak bisa terlelap. Menatap langit-langit kamar, entah mengapa bayangan mapo tofu selalu menghantuinya. Tentu saja semua itu karena ulah Layla. Jika saja gadis itu mau tidur seranjang dengannya, pria itu tidak akan merasakan siksaan batin karena mapo tofu yang bergentayangan di benaknya.

Bangkit perlahan, Gilgamesh memijat kedua pangkal hidungnya. Tidak. Ia tidak mau dihantui mapo tofu atau hukuman dari Mama Ninsuna tercinta. Mau tidak mau, ia harus membuat Layla menuruti kata-katanya.

Setelah berjam-jam batinnya bergejolak, pria itu neranjak dari ranjang dan berjalan menuju balkon kamar. Dilihatnya Layla yang memojok di ujung balkon dengan selimut yang membalut tubuh mungilnya. Sesekali, bibir tipis itu menggigil kedinginan. Menatap datar, Gilgamesh pun menunduk. Tangannya mencubit pipi gembul Layla. Seketika, gadis itu mengernyit dan menepis tangannya.

"Jangan nakal Āchā," gumam Layla sembari menarik selimutnya.

Di sisi lain, Gilgamesh yang mendengar nama pria lain keluar dari bibir istrinya langsung memanas. Alisnya mencuram sempurna.

"Berani sekali menyebut nama pria lain di depanku," desis Gilgamesh.

Tiba-tiba, pikiran jahat melintas di kepala Gil. Pria itu tersenyum puas sebelum menggendong Layla dan memindahkan gadis itu ke ranjang. Tepat saat ia "membanting" tubuh mungil Layla ke kasur, gadis itu mengaduh pelan. Perlahan, Layla membuka mata.

Sayang seribu sayang, yang pertama ia lihat hanyalah penampakan setan yang kini menyeringai penuh kebejadan, yang tak lain adalah suaminya sendiri. Tentu saja, jantung Layla serasa dicabut paksa dari tempatnya. Manik indahnya melebar sempurna.

"Ja-jangan mendekat!" pekik Layla seraya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

"Menjauh!"

Gilgamesh masih tersenyum tipis seraya menyingsingkan lengannya. Pria berambut emas itu tak menghiraukan teriakan Layla, melangkah mendekat dan bersiap menerkam mangsa.

"Kalau aku tidak mau?" ucapnya, santai.

"Aku-aku akan ... aku akan-"

Sebelum Layla meneruskan kata-katanya, Gilgamesh sudah mencengkeram erat pergelangan kakinya. Wajah Layla memucat seketika.

"Game over~" bisik Gilgamesh sebelum menarik kasar kaki Layla.

"Kyaaaaaa!!"

***

Mari beralih pada pelayan keluarga Al-Urukh. Siduri, kini bersiap-siap untuk beranjak ke dapur. Ia mengikat rambutnya ke belakang dan merapikan seragam pelayan yang ia kenakan. Dari semua pelayan, hanya dia yang mempunyai semangat dan loyalitas tak terbatas.

Berjalan perlahan ke dapur, entah mengapa Siduri teringat oleh pesan sang tuan besar. Ayah Gilgamesh menyuruhnya untuk meletakkan obat perangsang di gelas Gilgamesh. Sebenarnya, Siduri pun heran mengapa sang tuan dan nyonya besar bersikukuh untuk mempunyai cucu secepat mungkin.

Jika dilihat, sang tuan muda pun tidak terlalu telat untuk menikah. Lagipula, siapa yang akan menolak pria macam Gilgamesh Al Urukh? Jika tuan mudanya menginginkan, maka semua gadis pasti akan mengantre untuk menjadi kandidat istrinya. Walau begitu, pria itu malah memilih untuk sendiri. Anehnya, takdir malah memilih gadis yang ukurannya biasa saja untuk pria superior sepertinya.

✔️ Golden CEO : Hunting for Legal Wife ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang