Chapter 11

1.7K 212 132
                                    

Chapter 11

Chapter 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suasana langsung menjadi kelam saat sang putra tunggal Al Urukh melangkah. Entah apa yang terjadi, tak ada yang berani menyinggung perasaan sang sultan yang kini sedang emosi. Bahkan Enkidu dan Iskandar pun hanya bisa menyengir dan saling melempar pandangan.

Baru saja pria berambut pirang itu duduk dan memegang dokumen, tapi beberapa detik kemudian sudah terjadi masalah besar.

“Mana Divisi Marketing? Panggil kemari!” ujarnya, seraya membanting dokumen.

Sementara itu, Iskandar dan Enkidu hanya bisa menatap iba para karyawan yang menjadi pelampiasan marah sang CEO.

“Kalian niat kerja nggak?! Kalian sebut ini laporan? Mana ada laporan cacatnya disetiap paragraf?! Ulangi lagi! Kalau masih salah kalian bakal aku lempar dari atap gedung!”

Sang korban hanya bisa mengangguk takut sebelum buru-buru keluar ruangan. Gil langsung membanting tubuhnya di kursi kerja dan menangkup wajah. Ia tidak bisa menahan amarah.

“Gimana aku kasih anak ke keluarga kamu kalau aku aja nggak ada rasa sedikitpun sama kamu!”

Dan kata-kata istri mungilnya kembali mengiang. Entah mengapa, kata-kata itu membuatnya begitu muram. Sakit hati? Tentu! Ia bisa menakhlukkan wanita manapun, tapi mengapa ia malah mendapat penolakan tragis dari istrinya sendiri?!

“Gil?” sentuhan lembut Enkidu membuat renungan Gil buyar. Beruntung, senyum sang sahabat membuatnya menjadi lebih baik.

“Enkidu, dimana letak kekuranganku?” tanya Gilgamesh dengan tampang muram. “Dimana letak kekuranganku sampai-sampai bocah itu berani menolakku?”

Enkidu tersenyum pahit. Sudah ia duga, pasti semua ini karena Layla.

“Sejauh ini, kau adalah pria yang paling sempurna yang pernah aku temui,” walau kepalamu memang rada sangklek, batin Enkidu meneruskan. “Tapi mungkin ... Layla menginginkan hal lain.”

Dahi Gilgamesh mengernyit, pria itu langsung memfokuskan pandangan pada Enkidu untuk menuntut penjelasan lebih. Menginginkan hal lain? Sang putra tunggal Urukh sangat ingin membuka mata Layla lebar-lebar. Ia bahkan memiliki segalanya. Tampang? Oke. Dompet? Oke. Status keluarga? Oke. Lalu apa lagi yang Layla inginkan?

Iskandar yang mulai tertarik dengan tema pembicaraan keduanya pun terkekeh pelan. Layaknya, ia tahu apa yangs sedang Gilgamesh pikirkan.

“Misalnya saja ... kebebasan?” sahut Iskandar. “Dan pengertian?”

Tatapan Gil kini beralih pada Iskandar. “Apa maksudmu?”

Selama ini, tipe wanita yang Gilgamesh kenal selalu menuruti perintah jika Gilgamesh memberi segepok uang di mulut mereka. Tapi mengapa Layla, si cewek dekil, kucel, misqueen, hidup pula ... malah menolak hal yang jelas-jelas paling ia butuhkan? Kebebasan? Pengertian?

✔️ Golden CEO : Hunting for Legal Wife ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang