Chapter 19

2.1K 190 50
                                    

Chapter 19

***

Menatap kesal, entah mengapa Layla enggan mengerakkan badan. Ia pikir, kegiatan semalam hanyalah mimpi. Namun, kini semua itu menjadi sangat nyata. Ah, bagaimana bisa ia melakukan semua itu dengan Putra Al Urukh?

Menoleh, ia menatap sosok pria berambut pirang di sampingya. Jika dilihat-lihat, suaminya bahkan lebih menawan dari para aktor di televisi. Sayangnya, kelakuan sang suami tercinta memang kadang membuatnya naik darah.

Menghela napas, ia tidak bisa bergerak jika tangan si pirang masih mendekap erat dirinya. Bahkan sekarang tubuhnya terasa begitu lemas. Rasa ngilu pun masih tersisa. Tentu saja, yang paling merasakan dampak dari keganasan si pirang adalah tubuh bagian bawahnya yang sekarang mati rasa.

Entah berapa kali mereka melakukan olahraga malam mereka. Layla bahkan tak bisa menghitungnya lagi. Itu baru satu malam, apa yang akan terjadi padanya jika si pirang meminta bagian setiap malam?

Horor.

Anehnya, walau Layla tahu semua itu bukanlah hal yang bagus, ia tidak bisa menolak. Walau ia tahu bercinta dengan si pirang membutuhkan ketabahan dan kekuatan, ia masih menjalani semua itu tanpa bantahan. Bahkan Layla sendiri pun heran. Apakah kepalanya memang sudah rusak? Ataukah si pirang memberinya jampi-jampi agar ia tunduk?

Menipiskan bibir, Layla langsung memucat. Saat ia menoleh sosok si pirang masih terlelap dalam mimpi, mengabaikan sang istri mungil yang kini berperang dengan batinnya sendiri.

“Kenapa harus pria sepertimu?” gerutu Layla. “Kenapa harus pria bgsd sepertimu?!”

Entah mengapa, kekesalan membuncah di dada Layla. Gadis itu berusaha menyingkirkan tangan yang masih melingkar di pinggangnya. Namun, alih-alih terbebas, Layla malah lebih terperangkap dalam dekapan sang suami.

“A-Apa yang—”

Layla menghentikan perlawanan saat ia menoleh dan mendapati sepasang manik merah yang menatap lekat padanya. Seketika, tubuhnya membeku. Bahkan saat Gil mendekatkan wajah pun, tubuhnya tak mampu mengelak.

“Bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu? Apa kau lupa semalam kau berkali-kali meneriakkan namaku?”

Wajah Layla langsung memanas. “I-itu tidak ada hubungannya dengan—”

Cup!

Bibir mungilnya berhasil dibungkam dengan kecupan singkat yang melelehkan hati. Lebih dari cukup untuk membuat Layla kembali salah tingkah.

“Kau mau lagi?” tawar Gil. “Kita bisa melakukannya seharian penuh.”

Terdiam, tapi hati Layla kini merutuk tanpa henti. Semakin hari, suaminya tercinta semakin bertambah tidak waras. Ah, apakah ia bisa tahan mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria pirang bgsd dan juga tidak waras?

Menghela napas, Layla menahan diri untuk tidak mengawali hari dengan pertengkaran karena sang suami tercinta. Menarik selimut, ia pun bangkit.

“Mau ke mana?” tanya Gilgamesh.

Layla meraih kuncir rambut dan menggelung asal rambutnya yang berantakan akibat peperangan semalam.

“Mandi,” jawabnya singkat. Namun, saat ia bermaksud melangkah lebih jauh tiba-tiba kakinya gemetar. Tangannya pun segera memegang meja untuk tumpuan.

Ah, ia lupa. Semalam kakinya mati rasa gara-gara si pirang yang selalu melancarkan serangan. Menoleh, entah mengapa Layla merasa sangat kesal saat melihat sang suami tersenyum padanya.

✔️ Golden CEO : Hunting for Legal Wife ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang