21 | menjalankan wasiat?

2.7K 79 5
                                    

-Tap bintang dulu biar author makin semangat ketik
-Kalau suka bilang aja😉
Ntah itu suka ma authornya,suka ceritanya,atau suka gifnya bilang aja lah komen biar makin rame

'MARKINJUT, MARi KIta laNJUT'















'MARKINJUT, MARi KIta laNJUT'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pov Arven

"Cellyne"
Panggil Arven dengan lembut

"Apa kau tetap mau menjalankan wasiat nenekmu?"
Lanjut Arven sembari mengelus tangan lembut Cellyne

🚨Flashback

Siang tadi Bibi Cellyne memberi kabar kepada Cellyne bahwa Neneknya kritis, dan tak lama kemudian neneknya kembali koma.

Hingga saat Cellyne menemui neneknya, neneknya terbangun dari komanya.

"Cellyne"
Panggil sang nenek

"Nek hiks..."
Tangis Cellyne

"Cucu nenek sudah besar,eum dia siapa?"
Tanya nenek dengan menunjuk Arven

"Saya Arvendra Dermansyah"
Kenal Arven

"Apa kau suami dari cucuku?"
Tanya nenek

"Bukan"
Jawab Cellyne dan Arven bersamaan

"Lalu perutmu ini membesar karna apa?wanita kurus sepertimu mana mungkin mempunyai lemak sebanyak ini"
Gurau sang nenek

"Nenek"

"Waktu nenek tidak lama, kakek sedang menunggu nenek di sana"

"Kemarikan tanganmu"
Lanjut nenek

Cellyne mengulurkan tangannya.

"Tidak ada cincin?"
Tanya nenek lalu melepas cincin miliknya dan memakaikannya pada jari kelingking Cellyne

"Jaga cincin ini baik-baik, dan kau"

Arven menunjuk dirinya sendiri

"Iya..siapa lagi, kau nikahi cucuku, isi jari manis cucuku dengan cincin pernikahan kalian"

"Cellyne, nenek harap kau bisa menjaga dirimu dengan baik, nenek sudah sangat rindu dan ingin bertemu dengan kakek di sana"
Lanjut nenek

"Kenapa nenek berbicara seperti itu?"
Tanya Cellyne

"Sebelum nenek pergi nenek ingin menggenggam tanganmu"
Pinta sang nenek

Nenek pun menggenggam tangan Cellyne lalu menarik tangan Arven lalu menyatukannya.

"Nenek hanya ingin cucu nenek bahagia dengan orang yang tepat, bahagiakan cucuku dan juga cicit-cicitku nanti, besarkan mereka dengan kasih sayang bukan dengan dengan kekerasan"
Ujar nenek lalu tangannya melemas

'tiiiittttt....................'
Bunyi monitor pertanda sudah tidak merasakan detak jantung

"Dok..Dokter..."
Panggil Arven

Dokter pun menghampiri lalu masuk ke dalam ruangan dan mengecek nenek Cellyne.

"Saya turut berduka cita Tuan, Nyonya Emma telah berpulang"
Ucapan Dokter itu membuat Cellyne sedikit tidak percaya jika neneknya telah tiada

"Nenek...hiks..nek.."
Tangis Cellyne

"Nek bangun...nenek tega membiarkan Cellyne sendirian di sini?"

Arven memeluk Cellyne dan menenangkannya

Flashback off

"Tuan..."
Panggil Cellyne

"Kenapa?"

"Saya bersedia, karena bagaimanapun ini adalah keinginan terakhir nenek"
Jawab Cellyne

Di sisi lain

"Arkenza!!"
Panggil seorang lelaki dengan nada dan volume yang tinggi

"Pak Alang"

'Bugh'
Satu pukulan mendarat tepat di pipi kiri Arken

Pov Arven

"Sebentar ya"
Arven berjalan keluar ruangan

"Pak Alang?kenapa Pak?"
Tanya Arven

"Anda tahu apa yang di lakukan putra semata wayang anda ini?"
Tanya Alang

"Loh apa yang dilakukan putra saya Pak?"

"Dia,menghamili putriku"
Jawab Alang

"Apa benar?"
Tanya Arven pada putra semata wayangnya itu

"Jawab!!"
Bentak Arven

"Engga Dad"
Jawab Arken

"Lalu bagaimana putriku Velin bisa hamil hah?"
Tanya Alang

"V-Velin"

"Sayang?"
Panggil Velin yang entah datang dari mana

"Iya, saya yang menghamili Velin"
Jawab Arken

"Anak kurang ajar, brengsek sama seperti ibumu"
Ujar Arven lalu kembali masuk ke dalam ruangan

"Apakah anda mampu bertanggung jawab terhadap putri seorang Alangga Aleandra?"
Remeh Alang lalu berjalan pergi meninggalkan Arken

"Arghhhhh sial, mengapa hidupku seperti ini"
Ujar Arken

























See you next part

AYAH KEKASIHKU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang