39

1.8K 21 2
                                    

Kalo ada salah kata tolong di komen aja biar langsung dibenerin nee yeorobun...








"Dilihat-lihat memang dia mirip denganku, dan mengapa hatiku mengatakan bahwa dia putraku?"

"Tidak-tidak aku masih ragu jika dia putraku.Bukankah sebelumnya dia bekerja di bar, mungkin saja dia hamil setelah atau bisa jadi sebelum berhubungan denganku" batin Arken.

Tak lama kemudian bayi itu menangis dalam gendongan Arken.

"Usttt...cup...cup..jangan menangis" ucap Arken guna menenangkan baby Arkanza.

"Apa mungkin dia ini lapar?"

"Bawa kemari" pinta Cellyne lalu Arken membawa baby Arkanza ke dalam dekapan Cellyne untuk diberikan ASI.

Cellyne melihat sekitar,"Apa kalian ingin menontonku menyusui putraku hmm?" ujarnya sambil menatap Arken dan Tama.

"Ehhh...iy-eumm maksudnya tidak, kita akan keluar, Nana....ayo keluar," ujar Tama lalu membawa adiknya itu keluar dari ruangan disusul dengan Arken dan Bi Asih.

"Bi...Bibi disini saja dulu,"pinta Cellyne yang tentu membuat langkah Bi Asih terhenti lalu berbalik.

"Bi...Bibi kan lebih berpengalaman dariku, tolong ajari aku" lanjutnya.

"Baik Nyonya"

•••

Setelah beberapa hari di rumah sakit, akhirnya Cellyne beserta baby Arkanza sudah diperbolehkan untuk pulang.

'ting' bunyi notifikasi ponsel milik Cellyne dan tertera nama Arken di sana.

"Cellyne, aku sudah memerintahkan sopirku untuk menjemputmu dari rumah sakit"

"Terima kasih Ken"
Balas Cellyne.

"Sama-sama"

"Jangan lupa beritahu aku jika sudah sampai di rumah"

Ketika sampai di rumah Cellyne di sambut oleh Velin yang membukakan pintu rumah. Saat ia membuka pintu, ia menaikkan satu alisnya dan sudut bibirnya terangkat.

"Udah puas Lo bikin gue sama Arken jadi gini? liat deh dia jadi ngejauhin gue, nanti nasib anak gue gimana hah!?" Cibir Velin.

"Kamu nganggep ini salah aku?" tanya Cellyne pada Velin yang masih menghadangnya di pintu dan tidak mempersilahkannya masuk ke dalam rumah.

Tak lama kemudian, sebuah mobil terparkir di garasi dan muncullah seorang lelaki tampan dengan membawa 2 tas belanjaan. Lelaki itu berjalan ke arah pintu dimana Cellyne dan Velin berada.

"Arken?"

"Cellyne, kenapa kamu ngga bilang kalo udah sampe rumah? dan yak kalian ngapain berdiri di depan pintu gini kasihan loh baby Arkanza" ujar Arken sambil menatap wajah mereka berdua secara bergantian lalu menatap wajah mungil baby Arka.

Velin yang mendengar nama baby Arkanza dari mulut suaminya itu sedikit terkejut, "Siapa namanya?," tanya Velin.

"Arkanza Pratama Putra Dermansyah" jawab Arken.

"Bagaimana bis- ahh sudahlah" ucap Velin lalu ia melenggang pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua.

"Bi Asih...tolong bawakan ini ke kamar Cellyne" Arken pun memberikan 2 tas belanjaan yang ia bawa.

"Sini biar aku aja yang gendong Arka" lanjut Arken lalu mengambil alih baby Arkanza dari gendongan Cellyne.

"Ayo, kita masuk" ajak Arken, lalu Cellyne pun mengikuti langkah Arken.

"Ihh sialan Cellyne, kok malah jadi dia yang dimanja Arken apa dia ngga liat kalo aku lagi hamil besar gini dan butuh dimanjain juga" batin Xavelin lalu menutup pintu rumah dan berjalan menuju kamar.

Sementara di sisi lain...

Arken menggendong Baby Arkanza sampai Arkanza tidur.

"Cellyne, aku tadi di perjalanan beli buah buat kamu, dimakan yah" ucap Arken yang masih membantu Cellyne untuk menidurkan Baby Arkanza.

"Makasih ya Ken"

"Iya sama-sama"

"Mau dimakan sekarang? kalo emang mau dimakan sekarang nanti aku aja yang kupasin"

"Ngga usah biar aku aja kan kamu lagi gendong Arka"

"Nggapapa, ini Arka udah tidur"

"Ngga usah aku bisa kupas sendiri kok," ujar Cellyne sambil mengupas kulit buah mangga menggunakan pisau. Saat ia mengupas tiba-tiba 'sreetttt' jarinya terkena pisau.

"Aduh...awww..." rintih Cellyne yang sedang kesakitan, dengan darah yang mengalir dari jari tangannya.

"Nah kan aku bilang apa," Arken menidurkan Arka ke tempat tidur. Setelahnya, ia pergi berjalan ke arah Cellyne.

"Sini biar aku aja yang ngupas" Cellyne pun memberikan buah mangga dan pisau yang ada di tangannya.

"Sebentar ya diobatin dulu lukanya biar ngga infeksi" ujar Arken yang hanya dibalas anggukan kepala Cellyne.

Arken pergi mencari kotak p3k di kamar Cellyne "Nah ketemu".

"Siniin jarinya, biar aku obatin"

Cellyne pun mengulurkan tangannya lalu luka pada jarinya diobati oleh Arken dan tak lupa diplester.

Dari kejauhan "Oh jadi kamu ini sebenernya cari perhatian sama suami orang? mentang-mentang suami sendiri lagi kerja diluar, liat aja kamu Cellyne".




























-TBC-


See you next part yeorobun....
Mianhaeyo because ngga update selama berbulan-bulan lamanya😭😭
Dan buat readersku tercinta makasih ya supportnya dan makasih juga udah jadi readers yang setia...
Absen dulu sini siapa aja yang nunggu cerita ini update☺️👉

AYAH KEKASIHKU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang