29🔞

5.5K 57 1
                                    

Yang lagi puasa dilarang lanjut baca yah uyy tunggu aja sampe selesai  puasanya🤣🤣
Yang butuh asupan napa malah ke wp noh ke Twitter
Ydh lanjut dan sorry karena up nya lama
Double up nanti pas selesai puasa








🌚👉👌

"Tuan..."

Cellyne memundurkan badannya. Sedangkan Arven sedang sibuk membuka baju Cellyne hingga terlihat perut buncit dan dua gunung kembarnya.

"Sangat indah"
Ucap Arven lalu ia membuka kancing kemejanya dan melemparnya entah kemana.

Arven mengelus gunung kembar milik Cellyne itu.

"Nghhhh"

"Tuanhhh...janganhh....mmhhh"

"Diam!!"
Ucap Arven sambil menjelajahi tubuh indah milik Cellyne

"Buka yang lebar"

"Tidak Tuan saya mohon"
Ucap Cellyne sambil menutupi tubuh indahnya dengan kedua tangannya namun gagal karena tangannya di tahan oleh kedua tangan Tuannya itu dan ditarik ke atas kepala Cellyne.

Arven menyatukan tangan Cellyne lalu ia tahan menggunakan satu tangannya dan kini ia beralih ke bagian bawah sana.

"Buka yang lebar sayanghhh"

Arven yang masih dalam keadaan mabuk melebarkan paksa kaki Cellyne.

"Tahan sebentar ya"

Jleb 🌚👉👌

Arven memasukkan adik kecilnya 'wait adik kecil?mana ada adik kecil berukuran-'sudahlah

"Tuanhhh...ngghh..."

Arven memaju mundurkan pinggulnya secara pelan.

"Sakithhh...mmhhh.."

"Kalau pelan kan memang sakit, dicepetin aja yah sakitnya bentar kok"
Ucapnya sambil mempercepat gerakannya

Cup

Cup

Cup

Arven menciumi setiap inci tubuh Cellyne. Kini matanya tertuju pada bibir indah Cellyne, rasanya ingin sekali ia melahap bibir itu.

"Desahkan namaku"
Pinta Arven sambil memelankan gerakannya

"Ngghh..mmhh..ahh..Tuan"

"Arven...Arvendra Dermansyah"
Ujar Arven sambil menghentakkan pinggulnya

"Ngghhh Tuan Arven"

Arven kembali mempercepat gerakannya.

"Ahhh...sayanghhhh....mmmhhh....sudah lama aku tidak merasakan kenikmatan seperti ini"

Tak berselang lama 💦

Dengan nafas yang menderu Arven menatap Cellyne.

"Sayang...kau cantik,sangat cantik"
Puji Arven

"Terima kasih sayang"
Lanjutnya lalu ia mencium dahi, pipi, dan bibir Cellyne. Setelahnya ia tertidur di atas dada Cellyne, tak peduli jika persatuan di bawah sana belum terlepas 'atau mungkin disengaja, oh tidak Arven saat ini kan dalam keadaan mabuk ia melakukannya dengan tidak sadar'.

Kini matahari kembali ke tempatnya dan bulan sudah lengser dari tempatnya.

Arven masih tertidur pulas sedangkan Cellyne bangun lebih awal 'tentu saja hal yang pertama ingin dia lakukan adalah melepaskan persatuan tubuhnya'.

"Awwwhhh"
Rintih Cellyne saat ia mencoba melepas persatuan tubuh itu.

Arven yang terusik pun kini terbangun dan melebarkan matanya dan menyadari apa yang ia lakukan semalam.

"Cellyne...sayang..."
Panggil Arven dengan suara beratnya

Cellyne yang mendengar panggilan itu pun menoleh lalu bertatap mata secara sekilas.

Persatuan tubuh itu kini sudah terlepas. Cellyne kini tengah duduk di tepi ranjang sambil melamun.

"Sayang maaf"
Ujar Arven lalu ia memeluk tubuh Cellyne dari belakang sambil mengelus perut buncit Cellyne.

Cellyne yang mendapatkan perlakuan lembut dari Arven justru menangis.

"Kau kenapa sayang?"
Tanya Arven saat ia merasakan tubuh Cellyne yang bergetar

Cellyne hanya menggelengkan kepalanya sambil mengelus perut bagian bawah.

"Sayang kita akan segera menikah, aku berjanji akan menganggap anak ini sebagai anakku sendiri bahkan akan aku berikan marga keluargaku"
Janji Arven sambil mengelus perut buncit Cellyne

Arven merasa ada pergerakan di tangannya, saat ia mengelus perut Cellyne. Ya...bayinya menendang

"Wahhh...apa kau menyukainya baby"

Arven kini sedang berinteraksi dengan bayi dalam kandungan Cellyne yang menendang tangannya tadi.

"Ini pertama kalinya dia menendang, aku sungguh terkejut"
Jujur Cellyne

"Sepertinya dia memang suka dimanja seperti ini"
Ucap Arven sambil mengelus perut Cellyne lalu menciumnya

"Kau jangan menendang terlalu keras kasihan ibumu"
Lanjutnya

"Mungkin untuk hari ini kita tidak usah bekerja, aku ingin beristirahat di rumah bersamamu"

"Tidak bisa seperti itu Tuan...jika tidak bekerja makan apa coba?"

"Tenanglah kita tetap bisa makan, apa kau lupa hartaku tidak akan habis 7 turunan, 7 tanjakan, 7 belokan, 7 tikungan"
Canda Arven yang membuat Cellyne sedikit tertawa

"Haha..iya Tuan iya tapi aku bosan di rumah"

"Mau jalan-jalan? Ke taman?"

Cellyne yang ditawarkan seperti itu tentu tidak akan menolak. Ia mengangguk cepat dan terlihat senyuman di sana.





























See you next part yeorobun 💃

AYAH KEKASIHKU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang