Tap tap tap
•••
"Sebenarnya..."
"Sebenarnya apa Tuan?" tanya Cellyne penasaran.
"Lusa aku pergi ke Jepang untuk mengurus perusahaan yang ada di sana, karena aku mendengar jika ada bawahan yang melakukan korupsi," jelas Arven pada istrinya itu.
"Oh...gitu"
"Pergi sendiri?"tanya Cellyne
"Aku sebenarnya ingin sekali pergi bersamamu tapi mungkin tidak bisa, tenang saja aku pergi ke sana tidak sendirian, tetapi pergi bersama sekertaris baruku" jelas Arven pada istrinya.
"Hanya berdua?"
Pertanyaan Cellyne hanya dibalas dengan anggukan kepala Arven."Baiklah, kalau begitu apa ketika kau pergi aku boleh mengundang temanku ke rumah ini?"
"Supaya aku tidak bosan sendirian di rumah ini" lanjutnya
"Tentu saja boleh, semua temanmu boleh datang kemari"
"Terima kasih"
"Ets..tapi tidak semudah itu aku mengizinkannya" Arven mendekatkan tubuhnya ke tubuh Cellyne lalu ia menatap tubuh istrinya itu dari atas sampai bawah.
"Boleh kan?"
"A-ada apa?" tanya Cellyne polos.
"Aku meinginkan itu" kode Arven tidak terlalu bisa dipahami oleh istrinya.
'Cup' Arven mengecup bibir Cellyne lalu ia beranjak meninggalkan ranjang
"Sebentar aku matikan dulu lampunya" Ucapnya lalu mematikan sakelar lampu kamar itu.Cellyne menelan ludahnya kasar ia sungguh tidak paham dengan kode Arven, dan tentu saja kini ia sedang ketakutan.
"Kenapa Sayang? bukankah kau yang menggodaku dengan pakaian yang engkau kenakan ini" Ucap Arven yang kini telah berada di samping Cellyne.
Arven membuka kancing baju miliknya lalu melempar baju itu entah kemana. Kini matanya tertuju pada milik Cellyne, walaupun masih terbungkus tetapi tetap terlihat menggoda.
Kini Arven telah menindih tubuh Cellyne "Untuk kali ini aku tidak akan memimpin, jadi kali ini kau yang akan memimpin" ucapnya dengan senyum yang tidak bisa diartikan.
'brughhh' Arven berganti posisi, kini ia berada di bawah dan Cellyne berada di atas tubuhnya.
"Aku tahu kau pasti bisa melakukannya, jika tidak bisa maka aku akan mengajarimu" lanjutnya
'Hufhhhh' Cellyne menghela nafas panjang. "Baiklah jika itu maumu"
Cellyne bermain dengar liar, sedangkan Arven hanya bisa diam, pasrah dan menikmati setiap sentuhan yang istrinya berikan. Nikmat... sungguh nikmat, itulah yang sedang Arven rasakan. Ketika istri kecilnya itu meliar maka ia juga tidak mau kalah liar.
"Sayanghhhh...kau benar-benar hebat"
Cellyne hanya tersenyum lalu ia merasakan sesuatu yang ia duduki terasa menonjol dan keras, entah benda apa itu. Ia meraba benda yang ia duduki lalu matanya terbuka lebar.
"Lakukan saja"
Cellyne benar-benar melakukannya, untuk kali ini ia benar-benar memimpin permainan panas malam itu. Liar..sangat liar, ia membuat banyak tanda di leher dan juga dada bidang suaminya itu.
"Mmmhhh"
"Ngghhhh"
"Sayanghhh...munghhkinhh lain kalihhh kau saja yanghh memimpin mmmhhh"
Ujar Arven yang terlihat semakin menikmati permainan itu sambil memainkan benda kembar yang berada di depannya."Ssshhhh...mmhh..."
Malam itu benar-benar malam yang sangat panas. Diantara mereka tidak ada yang mau menyerah, bahkan mereka berduel dan mengadu kekuatan, sungguh malam yang indah bagi mereka.
•••
Arven bangun lebih pagi dari biasanya. Ia menyiapkan keperluan kantornya terlebih dulu, setelahnya ia pergi mandi. Saat ia melihat ke cermin sungguh mengejutkan, banyak sekali tanda di lehernya, bukan hanya di leher tapi di dadanya juga.
"Dia benar-benar melakukannya, padahal pagi ini aku ingin pergi lari pagi" Arven menggelengkan kepalanya.
"Sungguh, ternyata gadis kecil itu sangat liar" lanjutnya sambil berbicara dengan cermin.
"Apa kata orang kantor nanti"
Ia mulai memikirkan hal-hal yang aneh.
✨✨
"Lihatlah seberapa brutal nona Cellyne"
"Nona Cellyne ternyata sangat liar"
"Tanda itu, wahh banyak sekali"
"Itu adalah tanda cinta dan tanda kepemilikan"
"Tidak ku sangka ternyata nona Cellyne bisa menandingi Tuan besar"
🌱🌱
"Tidakkkkk..." teriak Arven dari dalam kamar mandi.
'tok..tok..tok..' Cellyne mengetuk pintu kamar mandi
"Tuan, ada apa?" Tanya Cellyne yang khawatir
"Tidak ada apa-apa"
"Kau baik-baik saja kan Tuan?"
"Ya aku baik-baik saja"
"Tidak...tidak...tidak boleh terjadi, aku tidak semudah itu kalah dari Cellyne"
'brakhhh...' Arven menggebrak meja yang berada di kamar mandi dengan kuat.
"Tunggu saja..."
•••
"Aaaaaaa" teriak Cellyne
-TBC-
See you next part readers...
Cellyne teriak tuh karena ini hehe 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH KEKASIHKU [REVISI]
Romance🔞🔞🔞 Cellyne Adellina, seorang gadis cantik berusia 19 tahun. Dia tinggal bersama nenek dan bibinya, karena ayah dan ibunya pergi jauh dan tak pernah pulang sejak 18 tahun lalu. Neneknya yang sakit-sakitan dan sudah berkali-kali masuk ke rumah s...