32

1.2K 34 1
                                    

Vote...

Vote...

Vote...













Seorang lelaki melambaikan tangannya ke arah Arven. Arven yang merasa terpanggil pun kini mendekat, tentu saja bersama Cellyne.

"Selamat Tuan Dermansyah, saya tidak menyangka jika anda mendapatkan istri secantik ini"
Ujar seorang lelaki yang tadi melambaikan tangan pada Arven.

"Hahaha...di kehidupan ini memang membutuhkan pendamping hidup, dan saya bersyukur memilikinya"

Arven merangkul pinggang ramping Cellyne.

"Nona... apakah anda tidak tertarik untuk menjadi model saja?"
Tanya lelaki itu

"Untuk saat ini masih kurang berminat Tuan, tapi entahlah di masa depan nanti"
Jawab Cellyne sambil tersenyum ramah.

"Jika berminat kita bisa membicarakannya lain waktu"

"Baik Tuan"

"Sekali lagi selamat ya,"

"Saya pamit pulang"
Pamit si lelaki tadi

"Terima kasih Tuan"
Ucap Arven sambil sedikit membungkukkan badannya dan dibalas senyuman oleh lelaki itu.

Lelaki itu pergi meninggalkan ruang gedung itu.

"Dia Tian Dirgantara, pemilik perusahaan DG company"
Jelas Arven pada Cellyne, dan Cellyne mengangguk paham.

"Ssshhhh....ahh.."
Cellyne merasakan sakit di perutnya.

"Sayang kamu kenapa?"
Tanya Arven khawatir tetapi Cellyne hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa Tuan"

"Kita pulang saja ya, aku takut kamu kecapean di sini"

Cellyne mengangguk setuju.

•••

Setibanya mereka di kediaman keluarga Dermansyah.

"Capek banget yah? istirahat di kamar aja yuk"

Cellyne diajak masuk ke dalam kamar. Bukan ke kamar Cellyne dan juga bukan ke kamar Arven.

"Sayang mulai sekarang kamar kita di sini, barang-barang kamu udah di pindah ke sini kok, sekarang ganti baju dulu yah"

"I-iya"
Mendadak Cellyne menjadi sedikit canggung dan tidak seperti biasanya.

Cellyne pergi ke kamar ganti untuk mengganti pakaiannya.

"Duuh...kok susah banget si,"

Cellyne kesal karena tangannya tidak dapat meraih resleting gaun yang ia pakai.

Di sisi lain...

"Lama banget, jangan-jangan Cellyne kenapa-napa"

Arven pun pergi ke kamar ganti untuk memastikan Cellyne baik-baik saja di sana. Saat di kamar ganti, mata Arven tertuju pada seorang gadis yang terlihat sedikit frustasi karena tidak dapat meraih resleting gaun pengantin yang ia kenakan.

"Kenapa ngga minta tolong yang?"

Gadis itu terkejut dan mencari sumber suara.

"Sini"
Ucap Arven yang tengah duduk di bangku yang ada di ruang ganti itu.

Cellyne menelan ludahnya lalu menggeleng.

AYAH KEKASIHKU [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang