***
Jung Jaehyun menyukai Lisa. Sangat menyukainya namun Lisa tidak bisa membalas perasaan itu. Wanita itu sudah mengencani orang lain— pria yang sekarang jadi suaminya— ketika Jung Jaehyun menyatakan perasaannya.
Jiyong tahu, kalau pria itu amat menyukai miliknya. Setiap tahun, selama mereka berkencan, Jung Jaehyun rutin memberi Lisa hadiah ulang tahun. Meski hadiah-hadiah itu tidak pernah Lisa terima. Jiyong ingat, ketika dua tahun lalu, beberapa bulan sebelum hari pernikahannya, Jung Jaehyun mendatangi Lisa.
Ia bawa sebuah gaun pengantin lengkap dengan cincin berliannya. "Daripada membuang-buang waktumu dengan polisi miskin itu, lebih baik kau menikah denganku. Dia hanya bisa membelikanmu gaun tidur untuk hadiah ulang tahunmu, sedang aku bisa membelikanmu gaun pengantin dan cincin berlian ini," bujuk Jaehyun, di depan pintu apartemen Lisa, tanpa tahu kalau Jiyong duduk dan ikut mendengarkan dari dalam apartemen studio itu.
Secara formalitas, Jaehyun memang melamar Lisa lebih dulu. Sebab Jiyong tidak pernah benar-benar melakukannya. Mereka berencana untuk menikah, lantas mengurus segalanya bersama, hanya sebatas itu tanpa embel-embel kejutan dengan cincin, berlutut dan makan malam mewah.
Malam itu Lisa tidak bisa menolak Jaehyun seperti biasanya. Ia tidak bisa menutup pintu apartemennya begitu saja di depan wajah Jaehyun. Pria ini gila— Lisa merasa begitu— sebab pria waras mana yang akan membawa-bawa gaun pengantin dan cincin berlian ditengah malam ke rumah kekasih orang lain? Lisa bahkan ragu gaun pengantin itu akan pas di tubuhnya. Tapi jika gaunnya benar-benar pas, maka situasinya akan jadi lebih mengerikan.
Karena takut Jung Jaehyun akan melakukan hal buruk, mungkin kehilangan akalnya lalu menyerangnya, Lisa meminta Jiyong untuk keluar. Dengan gerakan tangannya dari balik pintu apartemennya, berharap Jaehyun tidak akan menyadari gerakan itu, Lisa meminta Jiyong datang.
Pria yang tengah berbaring di ranjang itu akhirnya bangkit, menghampiri kekasihnya di pintu apartemen studionya lalu membuka pintu itu lebar-lebar. "Wah... Sayang sekali, tuan... Kau terlambat. Kami akan menikah akhir tahun ini," Jiyong berkata meski sebenarnya mereka belum menentukan tanggal pernikahan itu. Pria itu bahkan belum sempat berkeliling mencari gedung untuk resepsi pernikahannya.
Malam itu, Lisa tidak tahu detail yang terjadi. Jiyong menyuruhnya untuk tetap di dalam apartemen, sedang pria itu keluar, mengantar Jaehyun kembali ke mobilnya di bawah. Lisa tidak pernah tahu apa yang Jiyong dan Jaehyun bicarakan dalam perjalanan mereka ke bawah, sebab Jiyong tidak pernah memberitahunya.
Lalu beberapa minggu setelahnya, Jaehyun mengancam Lisa. "Kalau kau tetap bersikeras menolakku, aku akan memecatmu," begitu kata Jaehyun, yang justru membuat Lisa mengerutkan dahinya. Alis gadis itu makin bertaut, ketika ia dengar ancaman Jaehyun selanjutnya. "Kau harus tidur denganku, atau aku akan memecatmu," begitu katanya.
Lisa mengabaikan ancaman-ancaman itu. Posisi Jaehyun di kantor memang lebih tinggi daripadanya, namun ia tahu Jaehyun tidak punya kuasa untuk memecat seseorang. Pria itu hanya staff senior di kantor sekretaris, ia tidak punya hak untuk memecat Lisa yang bukan bawahan langsungnya.
Tentu Lisa memberitahu Jiyong tentang ancaman-ancaman itu. Bukan hanya lewat lisan, Jaehyun juga mengirim ancaman-ancamannya lewat pesan pribadi. Maka Lisa punya bukti atas ancaman yang diterimanya. Ia kirimkan bukti itu ke bagian personalia, menulis keluhan kalau seorang dari kantor sekretaris melecehkannya, menganggunya.
Sialnya, meski Jaehyun tidak punya kuasa untuk memecatnya, pria itu punya cukup koneksi untuk bebas dari hukuman. Orang-orang dari bagian personalia membujuk Lisa untuk tidak memperpanjang masalah ini. "Sekretaris Jung hanya melampiaskan rasa sakit hatinya karena kehilanganmu, dia sangat mencintaimu karenanya ia jadi begitu. Tolong maafkan dia, kalau kau tidak membawa masalah ini keluar, kami akan menghukumnya," begitu yang Lisa dengar dari tim personalia. Lalu hukuman yang Jaehyun terima hanya berupa teguran dan potong gaji beberapa bulan. Sedang Lisa diancam akan kehilangan pekerjaannya kalau membawa kasus itu keluar kantor.
Tidak seorang pun menyangka, pria yang amat menyukai manager Hwang itu memutuskan untuk melompat. Setelah melakukan berbagai penyelidikan, polisi akhirnya memutuskan kematian Sekretaris Jung sebagai tindak bunuh diri. Kim Dahyun memperkuat keputusan itu, dengan mengatakan kalau ini bukan kali pertama suaminya mencoba untuk bunuh diri. Selama beberapa bulan pernikahan mereka, sudah tiga kali Sekretaris Jung mencoba untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Sayang sekali, kenyataan kalau Sekretaris Jung mengakhiri sendiri hidupnya, justru membuat Lisa berada diposisi yang salah. Di mulai dari Kim Dahyun, kini orang-orang menyalahkannya. "Sekretaris Jung bunuh diri karena Manager Hwang. Pria malang itu mengakhiri hidupnya sendiri karena depresi setelah ditolak Manager Hwang, juga karena Manager Hwang melaporkan pesan-pesan pribadi mereka ke bagian personalia," begitu tuduhan yang tersebar di kantor, jelas membuat Lisa tidak nyaman berada di sana.
Tidak tahan dengan apa yang ia dengar dari orang-orang di kantor, Lisa menelepon Jiyong. Di jam makan siang, Lisa menolak ajakan rekan-rekan satu timnya untuk makan siang bersama. Gadis itu mengatakan kalau Jiyong ingin menemuinya, kalau ia akan makan siang bersama suaminya. Namun sayang, Lisa berbohong sebab Jiyong tidak menjawab panggilannya.
Sampai di malam harinya, Lisa memarahi Jiyong karena pria itu terlambat menjawab teleponnya. "Ya! Untuk apa handphonemu itu?! Buang saja handphonemu! Untuk apa oppa memilikinya kalau ditelepon saja tidak bisa?!" omel Lisa, tepat begitu Jiyong tiba di rumah. Baru saja menginjakan kakinya ke ruang tengah tempat Lisa menunggunya.
"Apa?" jelas saja Jiyong bingung, ia baru tiba di rumah ketika teriakan itu keluar dari mulut istrinya.
"Oppa tahu berapa kali aku meneleponmu?! Kenapa kau tidak menjawab teleponku?!"
"Hari ini sesuatu terjadi?" Jiyong bertanya, sebab ia tahu kalau istrinya sedang terganggu karena rumor di antara rekan-rekan kerjanya. "Maaf sayang, hari ini aku sibuk mengejar-" Jiyong menghampiri Lisa, ia duduk di sofa, merangkul gadis itu kemudian menariknya agar duduk menyamping, agar Lisa bisa menatapnya. Tangannya sudah bergerak untuk mengusap-usap jemari Lisa, menunjukan penyesalannya. Namun kata-kata yang selanjutnya keluar dari mulut Lisa, justru membuatnya membisu. Ia tidak mampu melanjutkan kalimatnya lagi.
"Kenapa selalu ada orang yang harus oppa kejar setiap kali aku membutuhkanmu?" Lisa menyela ucapan Jiyong. "Aku istrimu," katanya. "Tapi setelah kita menikah, aku lebih merasa jadi pembantumu daripada istrimu. Apa seharusnya aku menikah dengan Sekretaris Jung saja waktu itu?" susulnya, mempertanyakan sesuatu yang harusnya tidak pernah ia ucapkan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Do Women Get Angry?
Fanfiction"Baik, aku mau bercerai. Tapi sebelum itu, carikan seseorang untukku," katanya, menatap serius pria di hadapannya. "Siapa?" suaminya bertanya, berharap wanita di depannya bisa segera menandatangani surat cerai mereka. "Cinta pertamaku." . . . . . ...