PART 26 . keberanian

19 2 0
                                    

  Saat ini anggota geng harzel dan ke enam wanita itu sedang memantau markas geng baksa

mereka membawa 30 anggota geng harzel, walau sedikit, tapi lumayanlah, mereka tidak ingin membawa banyak orang, yang ada geng baksa akan curiga

"yang akan masuk ke markas itu, gua, wildan, vino, citra" ucap amar

"aku ikut mar" minta anesha, " iya gua juga" ucap amoura menyetujui

"ga bisa, terlalu bahaya, oh ya kalian jangan nekat, jangan bikin masalah baru lagi, insan, fahrezi, titip mereka semua" ucap amar lalu diangguki mereka

"yaudah cit, ayok, lo ga takut kan? " tanya wildan, citra menggeleng

mereka berempat pun masuk ke markas geng baksa, tak lupa membawa rafi, karna tadi mereka meminta rafi juga, disana ramai sekali anggota baksa, ada ketua geng baksa juga yg bernama cakra, ada zergio dan langit juga yang tidak sadarkan diri, banyak darah ditubuh mereka sungguh tidak tega melihat itu

"kalian membuat keputusan yang benar" ucap cakra tersenyum puas, pasalnya cakra memakai topeng, jadi mereka tidak bisa melihat jelas lelaki itu

"serahkan zergio dan langit, dan kami akan menyerahkan rafi dan... citra" ucap amar ragu, ia sungguh merasa bersalah

"ga gua ga boleh takut, gua harus berani"
- batin citra

rafi dan citra pun maju mendekat kepada sang ketua, cakra

dan anggota lain memberikan zergio dan langit, "cit maaf, jaga diri baik baik" ucap wildan lalu memapah langit,  sedangkan amar vino memapah zergio

citra hanya tersenyum simpul, ia senang, akhirnya langit selamat, walau ia yang harus jadi korban

setelah beberapa menit, sudah tak terlihat lagi zergio dan yang lainnya

"lo mau apa dari gua? " tanya citra menatap tajam cakra

cakra pun mendekati wajahnya kepada citra, citra tidak bisa melihat jelas wajah lelaki itu karna dia memakai topeng

"jaga jarak sama gue" sinis citra tidak suka

disisi lain, mereka berhasil membawa zergio dan langit pulang, sekarang mereka kembali ke markas untuk mengobati zergio dan langit, masalah citra mereka yakin, cakra tidak sekejam itu kepada wanita

amoura yang dari tadi menangis melihat keadaan zergio seperti ini, sekarang zergio dan langit sudah ditangani oleh dokter dimarkas mereka

anesha lega, kedua lelaki yang ia sayang selamat, tapi bagaimana dengan sahabat nya citra, ia sungguh khawatir

"apa citra bakal baik baik aja" gumam nya pelan, tanpa sadar air matanya menetes

wildan pun dengan disigap memeluk gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri "enggak akan terjadi sesuatu sama citra"

"mungkin untuk sekarang tidak terjadi sesuatu, tapi saat langit dan zergio bangun, pasti akan terjadi sesuatu" ucap debby melirik amoura seakan menyalahkan amoura atas semua ini, amoura yang merasa ditatap pun berbicara "tapi keputusan ini udah disepakati semuanya, bukan gua doang"

"mou, gua takut, gua takut terjadi sesuatu sama citra" ucap debby tiba tiba menangis, ia sudah tak bisa menahannya lagi

chelsy pun mencoba menenangkan debby "gapapa, citra pasti selamat"

tiba tiba zergio dan langit sadar

"zer, lo udah sadar" amoura langsung memeluk zergio sambil menangis, zergio hanya tersenyum tipis

"apa yg terjadi? " tanya langit

mereka semua hanya diam, tidak ada yang berbicara sama sekali

"kenapa diem? Citra mana? " tanya langit lagi dan mencari keberadaan citra tapi nihil

SOMETHING REAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang