"udah gosah ngurusin orang" ucap langit, lalu ia pun menaiki motornya dan pergi dari lingkungan sekolah diikuti oleh teman temannya
langit sangat tidak menyukai keributan, ia juga sangat tidak suka orang yang mencampuri urusan orang lain
***
tak lama dari itu, zergio membawa amoura ke taman maiden, memang lumayan jauh dari sekolahnya, tapi zergio tidak ingin ada yang mengetahui perbicaraan zergio dan amoura
"lo mau ngapain bawa gua kesini? "
"ikutt gua" ujar zergio, amoura hanya mengangguk sajaa, ia tak ingin membuat masalah antara zergio dengan dirinya
lalu mereka pun duduk dibangku yang tersedia disana, memang tempatnya tak terlalu ramai karna taman nya sangatlah tertutup, jadi jarang orang mengetahui taman ini, bahkan amoura saja baru mengetahui nya
"gua mau ngomong, penting"
"ngomong aja" jawab amoura penasaran
"ga jadi, ayo pulang" ucap lelaki itu dengan enteng, amoura yang mendengar itu pun merasa kesal bisa bisanya ia sudah serius tapi malah tidak jadi
"teruss lo bawa gua kesini ngapain coba" kesal amoura
"gapapa" jawab singkat zergio lalu bangkit dari tempat duduk nya
"oh ada yang mau gua tanyain" ujar amoura sambil bangkit dari duduknya lalu menatap manik mata zergio, zergio yang merasa ditatap seperti itu menaikan alisnya, "apa"
"waktu ditoilet itu, lu bilang, lu titip anesha, maksudnya apa? Kenapa lu titipin anesha ke gua? " tanya amoura penasaran, dan diangguki oleh zergio
"gausah ngangguk ngangguk aja, jawab ish" kesall amoura
"gapapa" jawab zergio, sekali lagi ia berhasil membuat amoura merasa kesal, kalau saja dia bukan orang yang ia sukai, mungkin saja sudah diomeli habis habisan, amoura tidak ingin mengomeli zergio, ia kan harus menjaga image didepan zergio
Zergio yang merasa amoura sudah merasa kesal, ia pun mengatakan alasannya, lagi pula amoura teman anesha kan, tepatnya teman baru
"anesha punya trauma, dari tk hingga smp ia selalu dibully sama teman temannya, makanya dia selalu main sama gua dan yang lain, lo kawan perempuan pertamanya yang pengen main sama dia" jelas zergio panjang lebar
Amoura yang mendengar itu merasa kaget, dan ia kembali bertanya "dia dibully tentang apa?"
"ytta" jawab zergio lalu langsung pergi meninggalkan amoura
"WOY ZERGIO, JAWAB DLU" jujur ia sudah sangat kesal dengan perilaku pria satu ini
***
malam pun tiba, jam sudah menunjukan pukul 10 malam, terlihat dimarkas harzel ramai sekali lelaki yg sedang berbincang, siapa lagi jika bukan teman temannya zergio yang penasaran mengapa zergio tadi menarik tangan amoura disekolah
"seriuss zer, lo suka sama cewe itu? " tanya insan
lalu dilanjut oleh amar "wahh gilaa lo, pertemuan pertama langsung lo pepet aja tuh cewe"
"berisik" kesal zergio, teman temannya tak ada habisnya menanyakan tentang kejadian tadi, zergio bisa saja menjawabnya, tapi ia sedang malas meladeni teman temannya itu
"nih ya woy, urusan sama lorang itu apaan dah, btw zer cewe tadi pacar lo? " tanya penasaran wildan
teman temannya kira, wildan tidak akan menanyakan tentang kejadian tadi, rupanya sama saja
vino sudah pusing dengan semua pertanyaan itu dan tidak ada jawaban dari zergio, sebenarnya vino juga ingin bertanya sesuatu, tapi ia tau zergio tak akan menjawab, jadi dia hanya diam saja, berbeda dengan langit, ia hanya fokus ke handphone nya saja, bagi langit itu tidak penting, lagian apa salahnya jika zergio mendekati wanita, malahan bagus, sangat bagus malah
tiba tiba ada yang membanting pintu markas harzel, dan membuat semuanya terkejut dan melihat ke arah pintu
DWARRR...
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING REAL [END]
Conto"Kenyataan? Apa itu, aku sangat membencinya, satu kata yang membuat hidupku hancur." Lalu bagaimana dengan hidup seorang gadis yang penuh dengan kebohongan? Yang awalnya hidupnya bahagia lalu berakhir menderita. Sebagian orang berpikir kenyataan itu...