Sesampainya dirumah, citra langsung masuk ke kamarnya, padahal tadi bi sumi menawarkan makan tapi citra langsung berlari ke kamarnyaia bingung mengapa langit berubah secepat ini, itu bukan langit yang ia kenal, langit yang citra kenal, tidak akan membuat nya menangis atau pun membentaknya, langit akan terus memberikan kebahagiaan tapi kenapa langit berubah
"lang, aku ga mau kamu pergi" gumam gadis itu sambil menangis
citra sudah sangat tersakiti, papa dan mamanya selalu sibuk bekerja sampai melupakan anak tunggal nya, ia tak apa, karna ada langit yang menemaninya, tapi sekarang langit sudah tidak peduli juga dengan dia
"kamu bohong sama aku" gumam citra terus menangis
tiba tiba ada yang menelpon ponsel citra, secepat mungkin citra mengambil handphone nya tapi ternyata itu dari amoura, citra pikir itu adalah langit
"bahkan, kamu ga minta maaf sama aku lang"
dengan cepat citra menghapus air matanya, dan mengangkat telpon dari sahabatnya
citra : halo, kenapa mou
amoura : kita ketemuan di cafe dhona sekarang
citra : ada apa?
amoura : ini penting, gua jelasin nanti disanaamoura menutup telponnya, sebenarnya ada apa, citra langsung bersiap siap, padahal ia ingin berisitirahat sejenak untuk menenangkan pikirannya tapi ya sudahlah
sesampai nya dicafe dhona, citra melihat amoura, anesha, debby, chelsy, dan wulan
citra langsung duduk ditempat mereka duduk
"kenapa? " tanya citra
"kita akan pergi menyelidiki ada apa dengan sikap mereka yang aneh itu" jelas amoura
"sikap siapa? " tanya citra bingung
kelimanya pun menepok jidat mereka bersamaan
"aduhh cit, lo ga ngerasa aneh apa sama sikap mereka, anak geng harzel" ucap chelsy kesal, citra pun mengangguk
"caranya? " tanya citra
"kita akan pergi ke markas geng harzel, tapi jangan sampai mereka tau, kebetulan gua tau dimana markasnya" lanjut anesha mereka mengangguk setuju
sesampainya mereka berenam disana, mereka melihat ada orang yang mencurigakan nampaknya sedang mengawasi anak anak geng harzel
"dia siapa? " tanya amoura mereka menggeleng
tiba tiba orang asing itu mengangkat telpon
"baik boss saya akan kesana"mereka berenam nekat mengikuti orang asing itu
***
" gua ga yakin ini semua benar" vino mengatakannya sekali lagi
"gua setuju" langit ikut bicara
"setelah mencobanya, sekarang gua ragu, apa benar mereka akan semudah itu percaya? Mustahil, mereka enggak sebodoh itu" jelas amar
emang benar, tidak mungkin musuh segampang itu percaya, apa mungkin dengan geng harzel tidak bersama dengan mereka akan lebih mudah bagi geng baksa untuk menangkap citra
mungkin ada alasan lain mengapa ketua geng baksa menginginkan citra
"setelah dipikir pikir, kita gausah melakukan ini lagi, ini terlalu bahaya buat mereka" jelas zergio, mereka mengangguk senang
wildan yang sedang duduk dekat jendela, yang hanya menyimak obrolan teman temannya itu, tak sengaja melihat ke enam wanita itu sedang mengikuti orang asing
"woy, itu ada anesha dan yang lainnya, kayaknya lagi ngikutin orang, apa mungkin mereka ngikutin yang mata matai kita" jelas wildan panik
bagaimana jika mereka benar benar sampai dimarkas geng baksa, akan sangat mudah kan bagi geng baksa menyandera citra, mungkin dia lebih untung akan mendapatkan 6 sekaligus
tanpa pikir panjang ketujuh lelaki itu langsung turun ke bawah mengejar anesha dkk
"ANESHA" teriak amar, anesha pun menengok ke arah amar, sudah ada ke 7 pria tampan itu disana
mereka ber enam hanya bisa mematung
"kalian ngapain disini? Ini bahaya" tanya insan
"sayang, kamu kenapa si nekat banget" ucap vino seraya memeluk sang kekasih
"lagian kamu geh sayang, nyuekin aku, jadinya aku harus nyelidikin itu semua lah" jelas chelsy merasa lega akhirnya vino tak kembali dingin
"sebenernya, semua ini cuman sandiwara aja" ucap zergio memperjelas agar tak ada yang salah paham
"sandiwara? " tanya amoura bingung
"hm, orang yang kalian ikutin tadi, itu berasal dari anggota geng baksa, ketua geng baksa menginginkan citra, gatau kenapa alasannya" ucap fahrezi menjelaskan
"lo panik ya, kenapa gua nyuekin lo" senyum zergio lalu mengacak acak rambut amoura
"tunggu deh zer, kenapa citra yang diinginkan sama geng baksa? " kali ini anesha ikut bertanya
"gatau, masih kami selidiki semuanya" senyum zergio
"udah kalian pulang, ga baik kalian ada disini" nasehat wildan
"cit, aku anter kamu pulang" ucap langit, tapi citra menolak
"gosah" jutek citra
"cit, aku anterin kamu pulang" paksa langit datar
"gua bukan anak kecil" bantah citra lalu meninggalkan mereka semua
langit pun langsung mengejar citra
"hadeh, berantem deh jadinya" gumam wulan
"yaudah, gua sama debby langsung pulang ya" pamit amoura
"mau dianterin? " tanya zergio, amoura hanya menggeleng
zergio dan yang lainnya kembali ke markas, kecuali vino dan langit
vino mengantarkan chelsy, sedangkan wulan diajak pulang bareng dengan insan, tapi gadis itu menolak, dan langit sibuk meminta maaf dengan citra
langit menarik tangan citra dan mencium bibir gadis itu
citra yang dicium itu diam membeku
"cit kamu udah denger kan apa kata zergio, aku terpaksa, demi keselamatan kamu" jelas langit merasa bersalah
"bohong, terus ucapan kamu didanau tadi itu apa" bantah gadis itu sekali lagi
"karna ada yang mantau kita didanau itu"
"siapa? "
"orang yang mau nyelakain kamu cit"
citra hanya diam menunduk rasanya sulit sekali percaya kepada langit
"hey, liat aku, jangan nunduk" ucap langit mengelus helai rambut citra
citra pun menatap mata langit
"ngerti kan sekarang kenapa aku lakuin itu? "
citra pun mengangguk, langit langsung memeluk gadis itu, ia sungguh merasa bersalah karna telah membentak citra
"maaf" pinta langit
"iyaa"
langit pun mencium kening citra, "ga dibibir lagi nih? " goda gadis itu, langit hanya tersenyum
"yaudah aku anter pulang" ajak langit, dan citra mengangguk
.
.
.
.
.
.
.
gimana sama endingnya?? 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMETHING REAL [END]
Conto"Kenyataan? Apa itu, aku sangat membencinya, satu kata yang membuat hidupku hancur." Lalu bagaimana dengan hidup seorang gadis yang penuh dengan kebohongan? Yang awalnya hidupnya bahagia lalu berakhir menderita. Sebagian orang berpikir kenyataan itu...