Chapter 6 : Perpustakaan

72 6 0
                                    


Jam 17.15 sore

Di perpustakaan, Juna sedang fokus membaca buku di meja baca dengan sesekali matanya menatap buku catatanya yang selalu dia bawa kemana-mana seolah terdapat rahasia di dalamnya, Juna mrlengusap buku catatan nya lalu menghela nafas


BRAK
(Suara pintu di buka)

Juna terlojak kaget, karena suara pintu perpustakaan yang terbuka dengan keras sekali

"Apa orang itu lupa kalau di perpustakaan tidak boleh berisik" gumam Juna dengan kesal

"Bu Siska, Hana datang siap membantu Bu siska membereskan buku-buku yang bergeletakan" teriak Hana kencang sekali bahkan sampai membuat Bu Siska menutup telinganya dan menahan tangis

'Saya dulu punya kesalahan apa sampai punya murid modelan begini' bu siska membatin

Hana sudah di depan meja penjaga perpustakaan yang di Jaga oleh Bu siska dan menatap Bu Siska dengan penuh semangat

'Siapa tau kalau gue semanget gini terus Bu Siska tau kalau gue anak yang penuh tanggung jawab dan minta Pak Jamal buat ngurangin hukuman gue hehehe' batin Hana

BRUGH

Suara itu mengehentikan Hana yang berbicara di dalam hati dan menatap malas orang yang berdiri di sebelahnya

"ini perpustakaan kamu enggak bisa seenaknya teriak-teriak di sini" ucap Juna menatap Hana tajam

"Lah kok sewott" ucap Hana dengan wajah julidnya

"Bu saya meminjam buku ini" ucap Juna memberikan dua buku yang dia pinjam, Bu siska tersenyum manis di depan Juna. Hana merasa kok enggak adil sih Bu Siska enggak ada senyum-senyum tuh.

"Minggu depan waktu pengembalianya yah" ucap Bu Siska memberika kembali buku yang akan di pinjam, Juna mengangguk mengerti dan menerima buku itu

"Terimakasih bu, saya pulang dulu" pamit Juna

"Hati-hati di jalan" ucap bu siska

'Kok gue kayak nyamuk sih disini' batin Hana yang dari tadi keberadaanya tak di anggap.

Juna sudah pergi meninggalkan perpustakaan, hanya tersisa Hana dan Bu Siska

"Oke, ibu minta tolong kamu taruh kembali buku-buku yang ada di meja baca ke rak buku" ucap Bu Siska, Hana mengangguk patuh.

Hana berjalan menuju meja baca tapi kok kelihatan nya ada yang aneh, kenapa jadi berantakan banget di banding ini meja baca yang bukunya tergeletak bekas orang baca tapi ini mirip orang yang naruh semua buku ke meja baca, melihat ini Hana tahu ulah siapa ini

'Juna awas yah lu, gue bakal bales' ucap Hana setelah melihat ada secarik kertas yang tergeletak di tumpukan buku yang bececeran di meja baca

Selamat bekerja, ini karena kamu sudah menganggu waktu baca saya dengan teriakan kamu.

"Liat ajah nanti lu juna, gue bakal bales lu lebih dari ini" ucap Hana sambil meremat secarik kertas yang di tulis Juna.

~•••~

"Maaf pah, saya tidak bisa datang" ucap Juna yang sedang berteleponan dengan ayahnya

[Tidak, kamu harus datang nanti malam acara makan malam keluarga. kenapa kamu tidak bisa datang?]

"Untuk apa Juna datang, jika hanya dengan papah aku mungkin bisa datang tapi jika wanita itu juga ikut"

[Wanita yang kamu sebut itu adalah ibu mu, Arjuna] suara papah mulai mengeras dari sebrang telepon

"Ibu? Wanita itu bukan ibu ku pah, ibuku adalah wanita yang papah sia-sia kan" ucap Juna dengan kesal lalu menutup teleponnya, Juna mengusak rambutnya kebelakang dengan frustasi.

"Woy Arjuna, gue kira lu udah pulang"

Juna melirik delvin dan hanya berdehem saja, disini delvin tahu Juna mood nya lagi buruk.

"Apa ini karena papah lu lagi?"tanya delvin, juna mengangguk

"vin, malam ini saya ikut tidur di kamar kamu yah" ucap Juna

"Lu enggak mau pulang? Lu mau kabur dari rumah" ucap delvin heboh sambil menngguncang pundak Juna

"Saya malas ketemu wanita itu di rumah" ucap Juna, delvin mengangguk mengerti berteman sangat lama dengan Juna membuat Delvin mengenal Keluarga Juna.

"Yaudah yuk, bentar lagi sekolah bakal tutup" ucap Delvin

"Yes, akhirnya sudah beres semua" ucap Hana mengelap keringatnya

Mata Hana tak sengaja menatap sebuah buku yang tergeletak di lantai, Hana mengambil buku itu di sampulnya terlihat nama pemilik buku itu.

"Arjuna Nugraha Wibisono, wah ini ternyata punyanya Junaedi" ucap Hana yang ide jahat muncul di kepalanya
namun tak sengaja sesuatu jatuh Ke lantai dari dalam buku milik Juna

Hana menatap lantai yang tergeltak sebuah amplop panjang berwarna putih, Han mulai tersenyum iblis dia ingin balas dendan dan dirasa ini waktu yang tepat.

"Amplop apaan nih, tapi kayaknya penting deh" ucap Hana menaruh amplop itu ke dalam buku catatan juna

"Tunggu gimana klau gue simpen nih buku, terus besok sore gue taro disini lagi. pasti dia bakal nyari keliling sekolah haha" ucap Hana dengan niat jahat nya tak lupa dengan tawa iblis nya, meski begitu Hana tak ingin kelewatan dan berbaik hati dia hanya ingin meberi sedikit pelajaran ke Juna.

Karena keasikan komat kamit dengan rencana setan nya, Hana sampe lupa kalau dia tidak boleh berlama-lama di perpustakaan karena pasti sebnetar lagi sskolah bakal di tutup.

"Jam berapa nih? mana gue sendirian lagi disini serasa kayak di film horor" ucap Hana ketakutan sendiri dengan melihat sekeliling perpustakaan.

Hana mengambil tasnya dan berniat mengabari Rumi takut ingin menitip sesuatu sebagai teman yang baik.

"Ehh kok Hp gue enggak ada yah?" Hana ngobrak abrik isi tasnya namun nihil, dia tak menemukan Hp nya, Nah loh Hana kena Karma

Hana yang melihat waktu di jam tangan nya dia benar-benar terkejut

"Udah jam 18.10, gue harus cepet keluar dari sini" ucap Hana buru menggendong tasnya dan memikirkan Hpnya nanti saja karena takut dirinya terkunci di perpustakaan.

KREK KREK KREK

"Gue ke kunci, mama Hana mau pulang" jerit Hana saat tahu dia kekunci di perpustakaan.

"Tolong siapapun, gue masih disini tolong bukain pintu nya" teriak Hana sekuat tenaga tapi percuma enggak ada yang dengar, Hana terduduk lemas di dekat pintu masuk perpustakaan dengan takut sebentar lagi bakal malam.

"Masa gue tidur di perpustakaan sih" kesal Hana, sekarang dia sangat marah dengan Juna coba kalau lelaki itu tidak menghaburkan banyak buku pasti sekarang Hana sudah rebahan di kasur empuknya bukan di lantai keras dan dingin.

KLIK

"Aaakkhhh" teriak Hana karena lampu perpustakaan mati

"Kok kayak ada yang jerit-jerit yah ihh sereemm, bener kata Pak Mamat sekolah ini ada penunggunya" ucap penjaga sekola sambil berlari untuk keluar dari sekolah setelah semua lampu ruangan sudah di matikan.

"Kok kayak ada yang jerit-jerit yah ihh sereemm, bener kata Pak Mamat sekolah ini ada penunggunya" ucap penjaga sekola sambil berlari untuk keluar dari sekolah setelah semua lampu ruangan sudah di matikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung..

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang