Chapter 5 : Pak Jamal

78 6 0
                                    

Di uks sekolah, dokter bilang kalau Pak Jamal terkena diare, Hana dan Riana masih bengong kayak anak ilang gara-gara kaget ini benar tiba-tiba.

"Hana lu enggak buat aneh-aneh kan?"
tanya Riana berbisik, Hana menatap Riana bingung apa dia di curigai gitu

"Yah enggak lah" ucap Hana

"Syukur deh kalau gitu" ucap Riana percaya

Pak Jamal ijin pulang karena keadaanya yang sakit dan sudah dapet resep obat dari dokter. Juna dateng bareng Delvin yang kaget ngeliat Pak Jamal dipapah sama Pak Budi

"Semoga cepet sembuh pak" ucap Juna saat berpapasan dengan Pak Jamal yang hanya mengangguk sambil tersenyum saja wajahnya sudah pucat.

Hana dan Riana yang masih di depan Uks pun memilih untuk kembali ke kelaa ajah, lagipula Agus ketua kelas mereka juga sudah siuman dari pingsan nya

"Kalian mau kemana?" Suara Juna terdengar

Hana dan Riana menghentikan langkah dan memablik badan ke asal suara

"Kita mau kembali ke kelas" ucap Riana

Juna menatap tajam ke arah Hana, Delvin menatap Juna dan Hana bergantian kenapa malah jadi tatap-tatap begini.

"Tenang, hari ini gue belum bikin ulah apapun kok" ucap Hana paham tatapan Juna seperti menuduhnya, Juna menghela nafas nya

"Pak Jamal kenapa bisa sampe begitu" tanya Juna ke Riana dan Hana

"Pak Jamal bilang abis makan cupcake terus perutnya sakit" ucap Riana

Mendengar itu Delvin terkejut dan meremas tangannya sendiri.
'Apa cupcake yang di suruh buang sama Juna bikin Pak Jamal sakit' batin Delvin.

"Oke makasih, silakan kalau kalian mau ke kelas" ucap Juna ke Riana dan Hana.

"Tumben baik, kerasukan apa dia" gumam Hana pelan tapi terdengar oleh Riana, Riana menyenggol lengan Hana untuk diam agar tidak terdengar oleh Juna kan bahaya klau mereka sampai debat bisa pusing satu sekolah.

Setelah melihat Hana dan Riana pergi menjauh, Juna menatap ke arah Delvin

"Kamu buang cupcakenya kan?"

SKAMAT

Pertanyaan yang tepat sasaran membuat Delvin bingung harus menjawab bagaimana.

"Hm, niat nya begitu tapi gue ketemu Pak Jamal dan dia minta itu cupcake jadi gue kasih ajah, sorry" ucap Delvin

"Saya udah minta kamu buat buang dan enggak kasih kesiapa pun" ucap Juna terlihat sedikit kesal

"Maaf gue enggak tau bakal begini, tunggu apa lu udah tau?" Tanya Delvin
Juna menggeleng kan kepalanya

"Saya tidak tahu, tapi cupcake itu mencurigakan, kamu masih ingat cowo yang memberikan cupcake itu?" Tanya juna penasatan, Juna tak ingin terlalu menyalahakan Delvin bagaimanapun kita tahu tahu akan jadi begini.

Delvin mulai mengingat dengan ingatannya yang pas-pasan

"Dia tinggi, kulitnya putih, pake kacamata minus" ucap Delvin sambil sesekali menyeringit untuk mengingat

"Oke saya paham, ayo kembali ke kelas sebentar lagi masuk" ucap Juna yang sudha jalan duluan menuju kelas, Delvin yang masih diam di posisinya menatap Juna heran apa ada yang di ketahui oleh Juna.

'Kenapa dia tenang begitu' batin Delvin terheran-heran, Padahal hampir saja Juna di bikin sakit perut sama orang yang tidak bertanggung jawab.

~•••~

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang