Chapter 3 : Cupcake 1

104 8 0
                                    

#Malam nya di asrama perempuan

Hana duduk di kasur dengan kedua kakinya tertempel salonplas, Hana merasa kakinya benar² pegal apalagi dia sudah di hukum lari keliling lapangan dan di hukum angkat sebelah kaki hingga pelajaran pelajaran Bu Nia selesai.

"Makanya jangan telat, padahal udah gue bangunin lu tadi pagi jam 6, masih ajah tidur kayak kerbau" ucap rumi menggosok rambutnya dengan handuk dia baru saja mandi

"Ngantuk banget gue, tadi kemarin malem gue keasikan main game sampe jam 2 malem" ucap Hana sambil memijat pelan kadua kakinya.

Rumi geleng² kepala dan menaruh handuknya di jemuran kecil di dekat lemari.

"Lu mandi malem² enggak takut rematik apa?" tanya Hana,

Melihat gerak gerik Rumi yang biasa² aja enggak kedinginan masalah ini jam 10 malam loh bukan jam 7 malam atau jam 8 malam.

"Selama ini gue baek² ajah tuh, menurut gue itu mah buat yang males mandi aja kali padahal boleh² asalkan lagi enggak sakit aja" ucap rumi

(*Rematik atau rheumatoid arthritis adalah penyakit yang ditandai dengan nyeri dan peradangan pada sendi. Kondisi ini merupakan penyakit autoimun, yakni kondisi ketika sistem imun pada tubuh seseorang menyerang sel-sel tubuhnya sendiri.
Sumber:https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1635/rematik)

"Iyah deh iyah" ucap Hana ngangguk²

Rumi duduk di meja belajar nya, lalu menatap Hana sambil memegang 2 buku catatan milik Riana

"Lu mijem catatan punya Riana? tapi enggak lu pindahin di buku lu" tanya Rumi.

Hana menggeleng kepalanya pelan

"Nanti ajah deh, lagipula di balikinnya juga jum'at, kaki gue pegel banget nih" ucap Hana malah asik rebahan sambil main hp nya

"Kan yang pegel itu kaki lu bukan tangan lu, pindahin gih sekarang nyicil. Kerjaan tuh jangan di tunda² nanti kalau waktu mepet, baru buru² yang ada capek di badan" ucap Rumi menasehati Hana dengan segenap jiwa sebagai sahabat yang baik.

"Iyah deh iyah, lu jadi kayak mama ketiga gue" ucap Hana bangun dari rebahanya lalu duduk di meja belajarnya untuk tempur dengan buku catatan milik Riana.

"Ehh lu berarti punya mamanya dua dong?" Ucap Rumi kaget
Hana mengangguk dengan tetap fokus menyalin catatan punya riana.

"Berarti papah lu nikah lagi dong" Arumi mulai heboh, dia tak menyangka kalau sahabat yang di kenal semenjak ospek ini punya mama tiri.

Hana melotot dan melempar penghapusnya tanpa konfirmasi ke arah ke kepala rumi

PLETAK
(Suara kening rumi yang terhentuk penghapus yang di lempar Hana)

"Yah kagak gitu juga konsep nya" ucap Hana, masih di posisinya namun dia merubah posisi duduknya menghadap rumi

"Gue memang punya dua mama dan satu papah, tapi bukan berarti papah gue nikah lagi. Tapi mama kedua gue ini orang yang ngejaga gue setelah mama dan papah meninggal" ucap Hana terus terang.

"Sorry gue enggak tahu dan enggak bermaksud" ucap Rumi namun dia tak jadi bertanya lagi karena dia sudah paham alur nya gimana, jika Rumi bertanya lagi takut malah membuat Hana sedih.

"Santai aja enggak papah kok" ucap Hana dan mulai kembali fokus menyalin catatan Riana.

Dan sekarang malah rasanya canggung begini, Rumi yang membaca buku di kasurnya sesekali melirik Hana untuk mengecek keadaanya.

TOK TOK TOK

Pintu kamar di ketuk membuat Rumi dan Hana memandang pintu dengan tanda tanya, siapakah yang bertamu?

Hate Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang